Amurang – Penyaluran beras miskin (Raskin) yang diperuntukan untuk rumah tangga sasaran (RTS) di 177 desa dan 10 kelurahan di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) diduga bermasalah. Sejumlah warga miskin harus mengeluarkan uang Rp1.800 per-liter. Padahal sesuai petunjuk teknis (Juknis) dari Menkokesra harga beras Rp1.600/Kg.
Berdasarkan pantauan beritamanado.com di Kelurahan Pondang, Amurang, beberapa warga miskin mengaku bingung soal kejelasan pasti harga jual dari beras bantuan pemerintah tersebut.
“Kami tidak tahu harga pastinya. Saya membeli 42 liter dengan harga Rp72 ribu atau 1.800 per kilogram,”kata Rosa Maraya.
Begitupun diungkapkan Martini Dotulong. “Saya cuma punya uang Rp36 ribu. Saya hanya membeli beras 20 liter. Seandainya saya punya uang lebih pasti saya akan membeli lebih banyak beras,” ujar wanita lansia ini.
Umumnya warga memang belum tahu harga pasti beras dan berapa banyak yang akan didapat.
“Kami tidak dijelaskan berapa banyak beras yang akan didapat setiap kepala keluarga. Begitu juga harga beras tidak diinformasikan. Saat kami datang, petugas pembagi Raskin mengatakan kalau 1 liter harganya Rp1.800. Kami tidak tahu apakah harga ini dinaikan karena ada kebijakan lain atau tidak. Beras yang didapat pun banyak kotor dan sudah pudar warnanya,” ungkap sejumlah warga.
Pemerhati Sosial Minsel, Frangky Lelemboto menyayangkan jika ada tindakan seperti itu. “Beras tersebut dikhususkan bagi warga miskin. Sangat salah dan melanggar prosedur jika harga jual tidak sesuai dengan juknis pemerintah pusat. Lurah dan kepala desa tentu harus bertanggung jawab. Begitu juga pemerintah khususnya Pemkab Minsel harus melakukan pengawasan ketat,”ketusnya.(Sanly Lendongan)
Amurang – Penyaluran beras miskin (Raskin) yang diperuntukan untuk rumah tangga sasaran (RTS) di 177 desa dan 10 kelurahan di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) diduga bermasalah. Sejumlah warga miskin harus mengeluarkan uang Rp1.800 per-liter. Padahal sesuai petunjuk teknis (Juknis) dari Menkokesra harga beras Rp1.600/Kg.
Berdasarkan pantauan beritamanado.com di Kelurahan Pondang, Amurang, beberapa warga miskin mengaku bingung soal kejelasan pasti harga jual dari beras bantuan pemerintah tersebut.
“Kami tidak tahu harga pastinya. Saya membeli 42 liter dengan harga Rp72 ribu atau 1.800 per kilogram,”kata Rosa Maraya.
Begitupun diungkapkan Martini Dotulong. “Saya cuma punya uang Rp36 ribu. Saya hanya membeli beras 20 liter. Seandainya saya punya uang lebih pasti saya akan membeli lebih banyak beras,” ujar wanita lansia ini.
Umumnya warga memang belum tahu harga pasti beras dan berapa banyak yang akan didapat.
“Kami tidak dijelaskan berapa banyak beras yang akan didapat setiap kepala keluarga. Begitu juga harga beras tidak diinformasikan. Saat kami datang, petugas pembagi Raskin mengatakan kalau 1 liter harganya Rp1.800. Kami tidak tahu apakah harga ini dinaikan karena ada kebijakan lain atau tidak. Beras yang didapat pun banyak kotor dan sudah pudar warnanya,” ungkap sejumlah warga.
Pemerhati Sosial Minsel, Frangky Lelemboto menyayangkan jika ada tindakan seperti itu. “Beras tersebut dikhususkan bagi warga miskin. Sangat salah dan melanggar prosedur jika harga jual tidak sesuai dengan juknis pemerintah pusat. Lurah dan kepala desa tentu harus bertanggung jawab. Begitu juga pemerintah khususnya Pemkab Minsel harus melakukan pengawasan ketat,”ketusnya.(Sanly Lendongan)