Manado, BeritaManado.com- Menjaga transparansi dan akuntabilitas keuangan negara merupakan salah-satu instruksi Presiden Jokowi dan harus dipatuhi semua pihak.
Dalam pernyataannya Jokowi meminta semua pihak agar jangan main-main dengan hal ini, bisa berakibat fatal.
Namun, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di loket masuk pelabuhan Manado, diduga ada pungutan liar (pungli) yang sosialisasinya hanya dalam secarik kertas yang tertempel di kaca loket.
Terpantau wartawan BeritaManado.com, setiap penumpang yang menggunakan kapal laut, wajib menunjukkan tiket dan membayar uang sebesar Rp.2000, sebagai boarding tiket.
Hal ini dialami seorang penumpang Roni (36), warga Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang, terpaksa harus merogoh kocek Rp.2000 yang tak lazim, padahal sebelumnya tidak ada pungutan seperti ini.
“Saya bertahun-tahun pulang Manado – Tahuna begitu juga sebaliknya, baru sekarang ada pungutan, terkait pungutan ini saya menanyakan ke petugas loket dan mendapat klarifikasi bahwa ini sedang di uji coba, dan sedang menunggu keputusan pengelola,” ujar Roni.
Roni merasa ada keganjalan karena menurutnya bagaimana mungkin sudah dieksekusi sementara hal itu masih uji coba dan menunggu keputusan.
“Masalah nominal itu tidak masalah, jika memang sudah aturannya dan untuk kemajuan pelayanan,” beber Roni.
Ia menambahkan, bisa dilihat proses pelayanan di loket pembelian, dimana penumpang harus antri panjang dan terlihat hanya satu komputer yang dioperasikan.
“Inikan jadi preseden buruk, ada pungutan tetapi tidak disertai peningkatan pelayanan, yang saya kuatirkan, saat hari raya nanti akan banyak penunpang yang akan terlantar disebabkan kualitas pelayanan yang buruk,” tukasnya.
Sementara itu, seorang petugas loket saat diminta keterangan menjelaskan bahwa mereka hanya menjalankan tugas ini.
“Silahkan konfirmasi KSOP yang menetapkan kebijakan ini,” ujar karyawan wanita yang direkam sejumlah awak media.
(HardinanSangkoy)