BOLTIM, BeritaManado.com – Ternyata masih ada saja warga Boltim yang tinggal di Rumah beralaskan pasir.
Tinggal di rumah tidak layak huni, berukuran 5×4 meter ini bukan impian dari pria paruh baya Hendri Mokodompis (63) bersama istri Dorce Ambat (65).
Semenjak merantau sekitar 12 tahun silam, Hendri dan Dorce awalnya berasal dari desa Kawaluso Kecamatan Kendahe, Tahuna.
Pengembaraan mereka menuju Boltim membuat tak lagi kembali ke daerah asalnya.
Saat ini mereka menetap di desa Jiko Port Kecamatan Motongkad, Bolaang Mongondow Timur.
Untuk bertahan hidup, keseharian Hendri sebagai tukang obat (orang pintar) mengobati berbagai macam penyakit.
“Kami tinggalkan kampung halaman yang nan jauh disana, untuk mencari nafkah di Boltim,” ujar Hendri Mokodompis.
Hendri berkisah awal datang di Boltim, sekitar 2 Tahun dirinya bersama istri satu rumah bersama keluarga, kemudian pindah diujung desa Jiko port dusun 1, lalu mendirikan rumah seadanya, dengan kondisi seperti ini sejak tahun 2009.
“Awalnya saya menjadi nelayan, namun karena keterbatasan alat tangkap ikan dan perahu, saya tidak lagi melaut,” ungkapnya.
Jika melaut, Hendri pun harus pinjam perahu kerabat disekitar rumah, kalau dipinjamkan kerabat ia melaut.
Namun bila tidak melaut, keseharian Hendri hanya melayani warga yang datang berobat dirumah yang beratap terpal ini.
Dengan obat-obatan tradisional daun-daun herbal, Hendri tak memungut biaya, walaupun kondisi hidup dirinya bersama istri tak selayak orang lain.
“Saya ikhlas mengobati dengan gratis bagi warga yang sakit siapapun dia, datang dari daerah mana, pasti Saya tolong untuk diobati penyakitnya tanpa pilih kasih,” ungkapnya.
Ia pun berharap dapat sentuhan serta bantuan dari Pemerintah Boltim melalui Dinas terkait.
Dirinya katakan hingga saat ini belum pernah di data soal Rumah Tinggal Layak Huni ataupun bantuan berupa perahu katinting beserta alat tangkap ikan untuk melaut.
“Jujur selama ini, Saya tidak pernah dapat bantuan pemerintah,” tegasnya.
Padahal dirinya punya sebidang tanah pribadi seluas 15×20 meter persegi untuk bangun rumah, tetapi karena keterbatasan ekonomi, impin bangun rumah belum pernah terealisasi sampai sekarang.
“Saya berharap ada bantuan dari pemerintah Boltim,” harap Hendri dengan mata berkaca-kaca.
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin, Dinsos Boltim saat ditemui diruangannya, mengatakan akan menindaklanjuti dan mengecek warga yang belum masuk dalam daftar penerima RTLH.
“Saya sudah catat namanya, nanti saya koordinasikan dengan Sangadi dan aparat desa,” pungkasnya.
Adapun pada tahun ini, Pemerintah Boltim akan membangun 260 RTLH yang tersebar di 7 kecamatan di Boltim. (wan)