BITUNG—Kendati puluhan warga ex Candi sudah diberikan kemudahan Pemkot Bitung untuk menghuni Rusunawa Wangurer selama 6 bulan secara gratis, serta mendapat sebidang tanah. Namun rupanya, mereka juga masih menuntut agar pihak Pemkot Bitung menyediakan puluhan Rumah Sangat Sederhana (RSS) bagi mereka, hal ini disampaikan perwakilan warga ex Candi, Ananto Agil di depan sejumlah anggota DPRD, perwakilan Pemkot Bitung dan PD Bangun Bitung, Rabu (19/10).
“Kami hanya menuntut agar Pemkot Bitung menyediakan RSS untuk kami, walaupun harus mencicil setiap bulan,” kata Agil.
Menaggapi tuntutan warga tersebut, Asisten II Pemkot Bitung, Dahlia Kaeng mengaku akan menyampaikan hal tersebut ke pimpinan. Karena menurutnya, ia belum bias memberikan jawaban dalam pertemuan tersebut dan harus melaporkan ke walikota.
“Terus terang saya belum bisa menjawab permintaan itu. Apalagi untuk membangun RSS harus disesuaikan dengan keuangan Pemkot,” kata Kaeng.
Namun menurut Kaeng, Pemkot Bitung sudah memfasilitasi kepindahan warga ex Candi ke Rusunawa yang jumlahnya sekitar 70 kepala keluarga setelah digusur. Namun ketika itu sudah ada kesepakatan untuk meninggalkan Rusunawa setelah 6 bulan mereka tempati.
“Dalam kesepakatan selama enam bulan, semua biaya sewa kamar menjadi tanggung jawab Pemkot Bitung dan setelah enam bulan jika ingin tinggal konsekuensinya mereka harus membayar sewa Rusunawa,” katanya.
Sementara itu, salah satu anggota DPRD Kota Bitung, Harto Kahiking mengaku sah-sah saja tuntutan warga ex Candi tersebut untuk diberikan RSS. Namun menurutnya, harus disesuaikan dengan kondisi keuangan Pemkot Bitung saat ini, karena menurutnya untuk membangun RSS membutuhkan anggaran yang tergolong besar.
“Nah disatu sisi jika tuntutan warga ex Candi ini dikabulkan maka jelas dikemudian hari akan menimbulkan persoalan baru. Sebab pasti akan ada warga yang akan mengikuti langkah mereka menuntut untuk dibangunkan RSS,” kata Kahiking.(en)
BITUNG—Kendati puluhan warga ex Candi sudah diberikan kemudahan Pemkot Bitung untuk menghuni Rusunawa Wangurer selama 6 bulan secara gratis, serta mendapat sebidang tanah. Namun rupanya, mereka juga masih menuntut agar pihak Pemkot Bitung menyediakan puluhan Rumah Sangat Sederhana (RSS) bagi mereka, hal ini disampaikan perwakilan warga ex Candi, Ananto Agil di depan sejumlah anggota DPRD, perwakilan Pemkot Bitung dan PD Bangun Bitung, Rabu (19/10).
“Kami hanya menuntut agar Pemkot Bitung menyediakan RSS untuk kami, walaupun harus mencicil setiap bulan,” kata Agil.
Menaggapi tuntutan warga tersebut, Asisten II Pemkot Bitung, Dahlia Kaeng mengaku akan menyampaikan hal tersebut ke pimpinan. Karena menurutnya, ia belum bias memberikan jawaban dalam pertemuan tersebut dan harus melaporkan ke walikota.
“Terus terang saya belum bisa menjawab permintaan itu. Apalagi untuk membangun RSS harus disesuaikan dengan keuangan Pemkot,” kata Kaeng.
Namun menurut Kaeng, Pemkot Bitung sudah memfasilitasi kepindahan warga ex Candi ke Rusunawa yang jumlahnya sekitar 70 kepala keluarga setelah digusur. Namun ketika itu sudah ada kesepakatan untuk meninggalkan Rusunawa setelah 6 bulan mereka tempati.
“Dalam kesepakatan selama enam bulan, semua biaya sewa kamar menjadi tanggung jawab Pemkot Bitung dan setelah enam bulan jika ingin tinggal konsekuensinya mereka harus membayar sewa Rusunawa,” katanya.
Sementara itu, salah satu anggota DPRD Kota Bitung, Harto Kahiking mengaku sah-sah saja tuntutan warga ex Candi tersebut untuk diberikan RSS. Namun menurutnya, harus disesuaikan dengan kondisi keuangan Pemkot Bitung saat ini, karena menurutnya untuk membangun RSS membutuhkan anggaran yang tergolong besar.
“Nah disatu sisi jika tuntutan warga ex Candi ini dikabulkan maka jelas dikemudian hari akan menimbulkan persoalan baru. Sebab pasti akan ada warga yang akan mengikuti langkah mereka menuntut untuk dibangunkan RSS,” kata Kahiking.(en)