Ratahan – Sungguh ironis, ditengah kemajuan zaman yang semakin modern dan canggih, ternyata warga masayarakat di Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) justru masih menggunakan air kuala (sungai) untuk keperluan sehari-hari.
Anggota DPRD Minahasa Tenggara (Mitra) dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Alkindi Bilaqib, dengan tegas mendesak pemerintah daerah memperhatikan persoalan warga Desa Tumbak dan Desa Tumbak Madani.
“Air bersih menjadi tuntutan 300 lebih kepala keluarga (KK) di Desa Tumbak Raya. Bertahun-tahun mereka berharap akan segera nikmati sarana dan prasarana air bersih di wilayah setempat,” tegasnya.
Diungkapkan Alkindi, tower atau tangki penampungan air yang belakangan didistribusi ke Desa Tumbak Raya merupakan air dari wilayah Tatengesan.
Kasusnya, warga Tumbak kadang tidak mendapatkan pasokan air yang cukup untuk kebutuhan setiap harinya. Parahnya lagi, oknum penjaga air di Tatengesan sering dengan sengaja mematikan aliran air ke Desa Tumbak.
“Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat warga Tumbak justru mengambil air di kuala untuk kebutuhan sehari-hari. Ini sangat Ironis, apalagi di tengah zaman yang sudah canggih,” ujarnya.
Mewakili rakyatnya, Alkindi berjanji akan memperjuangkan hal ini ke pihak Pemkab Mitra. “Saya akan minta pemerintah untuk membangun tangki serta fasilitas sumber air bersih di Tumbak. Dengan begitu warga Tumbak tak harus bergantung ke Tatengesan,” tukasnya. (rulandsandag)
Ratahan – Sungguh ironis, ditengah kemajuan zaman yang semakin modern dan canggih, ternyata warga masayarakat di Desa Tumbak, Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) justru masih menggunakan air kuala (sungai) untuk keperluan sehari-hari.
Anggota DPRD Minahasa Tenggara (Mitra) dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Alkindi Bilaqib, dengan tegas mendesak pemerintah daerah memperhatikan persoalan warga Desa Tumbak dan Desa Tumbak Madani.
“Air bersih menjadi tuntutan 300 lebih kepala keluarga (KK) di Desa Tumbak Raya. Bertahun-tahun mereka berharap akan segera nikmati sarana dan prasarana air bersih di wilayah setempat,” tegasnya.
Diungkapkan Alkindi, tower atau tangki penampungan air yang belakangan didistribusi ke Desa Tumbak Raya merupakan air dari wilayah Tatengesan.
Kasusnya, warga Tumbak kadang tidak mendapatkan pasokan air yang cukup untuk kebutuhan setiap harinya. Parahnya lagi, oknum penjaga air di Tatengesan sering dengan sengaja mematikan aliran air ke Desa Tumbak.
“Kondisi inilah yang pada akhirnya membuat warga Tumbak justru mengambil air di kuala untuk kebutuhan sehari-hari. Ini sangat Ironis, apalagi di tengah zaman yang sudah canggih,” ujarnya.
Mewakili rakyatnya, Alkindi berjanji akan memperjuangkan hal ini ke pihak Pemkab Mitra. “Saya akan minta pemerintah untuk membangun tangki serta fasilitas sumber air bersih di Tumbak. Dengan begitu warga Tumbak tak harus bergantung ke Tatengesan,” tukasnya. (rulandsandag)