“Drs Teddy Matheos, Pemerhati Pembangunan Minsel”
AMURANG—Keberadaan Lapangan Ranoiapo yang kini berada ditangan TNI AD dipertanyakan. Pasalnya, sekitar tahun 1953, militer (TNI, red) membangun asrama di lokasi Ltr B (sekarang Ranoiapo), yang sebelumnya mereka bermarkas di Kambiow (Kelurahan Bitung) atau sekitar lokasi SKKP (SMP Negeri 1 Amurang sekarang).
Pemerhati pembangunan kabupaten Minahasa Selatan Drs Teddy Matheos Msi ketika menghubungi wartawan beritamanado Rabu (7/9) tadi menyebut, sesuai keterangan yang diperkuat dengan cerita dari oma Laurina Durandt, saat itu oma membantu menyediakan perbekalan kepada batalyon Ali Sadikin.
‘’Mengingat saat itu beliau (Laurina, red) sebagai kepala SKKP Amurang. Sewaktu asrama selesai dibangun, mereka pindah ke Leter B. Dan di halaman belakang, telah ada lapangan sepak bola. Mengingat lagi, Leter B pada saat itu sudah mempunyai kesebelasan yang cukup kuat di daerah Minahasa dengan nama Naga Laut,’’ kata Matheos.
Menurut Matheos, dengan hadirnya militer di lokasi itu, maka lapangan diperbesar mengikuti ukuran sebenarnya. Selain itu, Benyamin Pattyranie, Ottay dan Durandt diberikan pinjam pakai kepada kampung demi kecintaan mereka terhadap persepakbolaan.
‘’Setahunya asrama yang di Pondang sekarang, dulunya adalan lokasi pacuan kuda milik Pemda Minahasa. Namun, pacuan kuda tersebut di ruislag dengan asrama yang di Leter B,’’ ujar Sekjen Forminsel di Jakarta ini.
Ditambahkannya, dengan demikian asrama Leter B sekarang sudah merupakan milik Pemda Minahasa (waktu itu, red). ‘’Mengingat pernah di tahun 80-an ada instruksi untuk mengosongkan asrama tersebut tapi dengan bergantinya kekuasaan maka berganti pula kebijakan,’’ jelas Matheos dari Jakarta.
Kepemilikan Lapangan Leter B sudah ada sebelum Republik ini ada. Itu berarti lapangan ini dibangun oleh masyarakat kampung yang mendiami daerah tersebut. Saat pasca kemerdekaan, militer semakin kuat dan tak bisa terbantahkan apa yang menjadi keinginan mereka. Maka secara sepihak klaim Lapangan Leter B diakui kepemilikannya oleh mereka.
‘’Disaat reformasi sekarang ini seyogyanya kita harus meluruskan kepemilikan Lapangan Leter B untuk dikembalikan kepada masyarakat yang memilikinya. Dalam hal ini, warga Ranoiapo Kecamatan Amurang. Harapan saya lokasi asrama dan Lapangan Leter B akan berdiri sebuah stadion megah. Yang nantinya akan menjadi kebanggaan masyarakat Minahasa Selatan yang kita perjuangkan bersama,’’ ungkapnya.
Matheos juga mengungkapkan bahwa ada lagi fakta baru yang diceritakan Ifa Nurhamidin Natunggele (mamanya Acen), bahwa sewaktu berumur 12 tahun mereka pindah ke Leter B dari Tanawangko sekitar tahun 1945.
‘’Bahwa lokasi asrama itu merupakan lapangan yang ketika itu kesebalasan Leter B dengan pemain-pemain Tetek Umar, Te Uri dan lain-lain. Betepatan juga sebagaimana Ifa kawin dengan tentara. Jadi mereka yang pertama tinggal di asrama itu. Dengan demikian, lokasi itu adalah tanah kosong milik kampung,’’ pungkasnya. (ape)