Manado, BeritaManado.com — Peternak Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kini dihantui oleh virus African Swine Fever (ASF) yang merupakan penyakit paling menular dan mematikan bagi hewan ternak Babi.
Komisi II DPRD Provinsi Sulut pun menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) guna mangatasi penyebaran virus tersebut, yang telah mengancam eksistensi peternak Babi dan mempengaruhi perekonomian.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Sulut James Tuuk pun bereaksi keras terkait virus ASF yang telah mengancam ekonomi peternak bahkan petani Sulut.
“Setelah virus ini masuk, dampaknya ke petani,” sorot James Senin, (5/6/2023) di ruang serba guna DPRD Provinsi Sulut.
James mencatat, pada tahun 2000 harga pasar ternak babi mencapai 2 triliun, sementara tahun 2023 dia memprediksi pada angka 1 triliun lebih.
Peternak Babi sangat bergantung pada Petani Jagung, termasuk petani Padi yang memasok pakan ternak, sehingga dengan masuknya virus ASF yang mematikan bagi hewan ternak Babi itu, maka Peternak dan Petani akan terancam bangkrut.
“Kita bisa hitung berapa banyak jagung yang terserap. Berapa banyak tenaga kerja yang terserap. Kalau virus ini masuk, tidak ada 1 ekor babi pun yang selamat. Maka dampaknya harga milu akan jatuh. Bisa dipastikan petani-petani kami tidak bisa makan,” ucap James.
Tak sampai di situ saja, James menyesalkan akan adanya peran pos-pos penjagaan di seluruh wilayah perbatasan yang tidak optimal karena tidak didukung dengan anggaran.
“Kalau sudah dijaga di semua pos, terus masih ada yang lolos, terus ada yang tanya ke saya. Sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara anggota Komisi II, apa yang harus kamu lakukan. Bakar ini,” tegas James.
James pun meminta Sekretaris Provinsi Sulut agar mengalokasikan anggaran untuk program penjagaan di setiap pos di perbatasan dalam rangka mencegah masuknya virus ASF di Sulut bahkan menempatkan Satuan Polisi Pamong Praja.
“Saya minta tolong pak ini suara dari peternak dan semuanya. Biar sedikit keluarkan anggaran. Ke dua, saya minta Sat Pol PP diaktifkan di semua pos yang ada,” terang James.
Di samping itu pula, Sekretaris Provinsi Sulut Steve Kepel merestui permintaan tersebut dan siap untuk mengalokasikan anggaran.
(Erdysep Dirangga)