Manado, BeritaManado.com — Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence sangat pesat.
Kecerdasan buatan ini tentu menjadi sebuah wujud nyata dari perkembangan teknologi dan tentu saja ilmu pengetahuan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini banyak sektor pekerjaan yang memanfaatkan teknologi artificial intelligence.
Penggunaannya banyak memberikan kemudahan bagi manusia dalam bekerja.
Meski demikian, harus diakui bahwa hingga saat ini belum ada teknologi artificial intelligence yang dapat melakukan atau menggantikan manusia sepenuhnya.
Dasar inilah yang menyebabkan kecerdasan buatan menjadi menarik dan harus terus diperbincangkan di segala ruang, utamanya ruang diskusi atau diskursus bernuansa akademik.
Sebab itu, bertepatan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), pada 2 Mei 2023, serta rangkaian Perayaan Lasalle Feast 2023 Universitas Katolik (Unika) De La Salle Manado, Tim Filsafat yang dikomandoi oleh Edino A Lomban SS MA, akan mengadakan Kolokium Filsafat dengan tema “Artificial Intellegence: Tantangan dan Peluang”.
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam kerja sama Tim Filsafat dengan Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Unika De La Salle Manado.
Kegiatan yang rencananya digelar di Auditorium Unika De La Salle Manado ini akan menghadirkan narasumber yang dipandang ahli dibidangnya, yakni Almunauwar Bin Rusli SPd I MPd, seorang Dosen Filsafat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, serta Steven Pandelaki ST MSc, Dosen Teknik Informatika Unika De La Salle Manado.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Tim Filsafat yang merupakan tim dosen pengajar filsafat di Unika De La Salle Manado yang fokus untuk membahas isu-isu mutakhir yang berkembang dalam peradaban ilmu pengetahuan,” ungkap Ketua Tim filsafat, Edino A Lomban SS MA.
Adapun tim filsafat, ini dipimpin langsung oleh penanggung jawab utamanya, Prof Dr Johanis Ohoitimur, yang juga rektor Unika De La Salle Manado.
Sejalan dengan itu, Sekretaris Tim Filsafat Ambrosius M Loho SFils MFil menyatakan bahwa upaya untuk terus mendiskusikan realitas adalah tanggung jawab semua subjek.
“Sejalan dengan penegasan Sokrates bahwa hidup yang tidak diuji, tidak layak dihidupi,” pungkasnya.
(***/jenly)