
Tompaso – Watu Pinawetangan atau lebih dikenal dengan sebutan Batu Pinabetengan di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa tak pernah sepi dari kunjungan warga.
Menarik, batu peninggalan leluhur dotu-dotu Minahasa ini selain ramai dikunjungi wisatawan juga sering dimanfaatkan oleh berbagai kelompok masyarakat adat untuk melaksanakan ritual.
Seperti pantauan BeritaManado.com, Minggu (20/11/2016) sore, tampak beberapa kelompok masyarakat dari organisasi adat melaksanakan ritual di batu utama yakni batu paling besar di kompleks situs budaya yang diresmikan Gubernur Sulut H.V Worang pada 1 Desember 1974 ini.
“Kami bukan ingin menyembah batu atau menyembah berhala, ritual ini sebagai implementasi kita tou Minahasa menghargai leluhur dotu-dotu kita sekaligus meminta kebajikan dan perlindungan kita menjalani kehidupan,” ujar Donald, salah-satu anggota kelompok adat yang melaksanakan ritual.
Diketahui, untuk melaksanakan ritual atribut yang digunakan didominasi warna merah. Kelompok masyarakat yang akan melaksanakan ritual biasanya akan membukanya dengan doa dan pembacaan kitab suci.
Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan untuk ritual diantaranya: telur ayam, pinang, nasi bungkus, cap tikus, tawaang, rokok, kemenyan, cincin batu akik, tongkat, keris dan sejumlah bahan lainnya. (JerryPalohoon)
Baca juga berita terkait Watu Pinawetengan:
- Luar Biasa !!! Ritual Watu Pinawetengan Hari Ini Hadirkan Dotu Siouw Kurur (Bisu)
- Sub Etnis Bantik Pimpin Ritual di Watu Pinawetengan
- VIDEO: Heboh !!! Kepala diikat Kain Merah, Bule Ini Gelar Ritual di Watu Pinabetengan