BITUNG — Diduga ujian pendidikan gratis paket A bagi calon peserta setara ijazah sekolah dasar (SD), paket B sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan paket C sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) tidak lepas dari perjokian. Buktinya, menurut informasi, sejumlah peserta dimintai sejumlah uang kendati program tersebut gratis dan diminta untuk tinggal menunggu hasil ujian di rumah.
“Kami dimintai uang dengan janji tinggal menerima hasi atau dengan kata lain kami tidak perlu lagi datang untuk mengikuti ujian karena sudah ada perwakilan yang akan mengisikan jawaban dan dijamin lulus,” kata sejumlah peserta yang meminta namanya dirahasikan, pagi tadi.
Mendengar informasi tersebut, Kadis Dikpora kota Bitung, Herman Rompis, mengaku bakal segera mencari tahu. Karena menurutnya, tidak dibenarkan bagi para peserta menggunakan perwakilan atau joki dalam mengikuti ujian.
“Itu tidak dibenarkan dan saya akan mencari tahu. Karena ujian paket A, B dan C ini merupakan kesempatan baik bagi peserta untuk memperoleh ijazah guna meningkatkan ilmu, kesejahteraan bahkan karir. Jadi saya harapkan adanya keseriusan dari para peserta agar bisa mendapatkan hasil ujian yang memuaskan,” kata Rompis.
Bahkan Rompis mengaku bakal menindak tegas jika dirinya menemukan praktik perjokian dalam ujian paket A, B dan C tersebut. Apalagi jika salah satu oknum pegawainya atau staf yang berperan sebagai joki, maka dirinya tidak akan mentoleril dan langsung memberikan sanksi tegas.
Sementara itu, menurut Rompis untuk kota Bitung ada 32 siswa untuk Paket A, 99 siswa untuk Paket B dan 349 siswa peserta untuk Paket C. (en)
BITUNG — Diduga ujian pendidikan gratis paket A bagi calon peserta setara ijazah sekolah dasar (SD), paket B sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan paket C sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) tidak lepas dari perjokian. Buktinya, menurut informasi, sejumlah peserta dimintai sejumlah uang kendati program tersebut gratis dan diminta untuk tinggal menunggu hasil ujian di rumah.
“Kami dimintai uang dengan janji tinggal menerima hasi atau dengan kata lain kami tidak perlu lagi datang untuk mengikuti ujian karena sudah ada perwakilan yang akan mengisikan jawaban dan dijamin lulus,” kata sejumlah peserta yang meminta namanya dirahasikan, pagi tadi.
Mendengar informasi tersebut, Kadis Dikpora kota Bitung, Herman Rompis, mengaku bakal segera mencari tahu. Karena menurutnya, tidak dibenarkan bagi para peserta menggunakan perwakilan atau joki dalam mengikuti ujian.
“Itu tidak dibenarkan dan saya akan mencari tahu. Karena ujian paket A, B dan C ini merupakan kesempatan baik bagi peserta untuk memperoleh ijazah guna meningkatkan ilmu, kesejahteraan bahkan karir. Jadi saya harapkan adanya keseriusan dari para peserta agar bisa mendapatkan hasil ujian yang memuaskan,” kata Rompis.
Bahkan Rompis mengaku bakal menindak tegas jika dirinya menemukan praktik perjokian dalam ujian paket A, B dan C tersebut. Apalagi jika salah satu oknum pegawainya atau staf yang berperan sebagai joki, maka dirinya tidak akan mentoleril dan langsung memberikan sanksi tegas.
Sementara itu, menurut Rompis untuk kota Bitung ada 32 siswa untuk Paket A, 99 siswa untuk Paket B dan 349 siswa peserta untuk Paket C. (en)