AMURANG–Sekitar 800 hektar lahan di Desa Liandok Kecamatan Tompasobaru akan dibuka untuk transmigrasi. Dan saat ini perencanaannya sementara dimatangkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Minahasa Selatan. Dalam perencanaan kawasan yang terletak di Desa Liandok Kecamatan Tompasobaru ini pada tahap awal akan ditempatkan sekitar 100 kepala keluarga (KK).
Menurut Kadisnakertrans Minsel Drs Rolly J Karamoj, pembukaan lahan untuk transmigrasi ini merupakan program dari bupati untuk membuka lahan. Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas infrastruktur daerah. Terutama di daerah Liandok yang beberapa waktu belakangan ini hampir terisolasi karena jalan rusak parah.
“Program ini telah mendapat persetujuan oleh ibu bupati dan pada prinsipnya dapat membantu pengembangan wilayah. Rencananya komposisi dari KK yang akan menjadi trasmigran 50 persen dari luar daerah dan sisanya mengambil warga lokal. Tapi sementara dinegosiasikan agar muatan lokal mencapai 60 persen. Dan nantinya setiap KK akan mendapatkan dua hektar lahan pertanian selain perumahan,” jelas Karamoj di ruang kerjanya, pagi tadi.
Adapun warga dari luar pulau yang akan ditempatkan sebagai trasmigran berasal dari Propinsi NTT dan Jawa Tengah. “Meskipun begitu siapa yang nantinya jadi transmigran dan ditempatkan di Liandok akan di seleksi oleh tim dari Pemkab. Hal ini supaya jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kalau nantinya komposisi ditentukan oleh pusat. Jadi memang nantinya kami yang akan seleksi,” tutur Jeffry Prang, sekretaris Dinsosnakertrans.
Sementara itu Hukumtua Desa Liandok Masye Potalangi, menyatakan warganya mendukung dibukanya lahan transmigrasi. Dengan harapan dapat membuka akses keluar, selain itu pemanfaatan lahan untuk pertanian lebih dipilih daripada tambang. Karena diketahui lahan Liandok kaya dengan bahan tambang.
“Warga sudah setuju, kalaupun ada yang kurang sependapat itu wajar, tapi mayoritas setuju. Apalagi kami terlibat menentukan siapa yang boleh masuk,” ucap Potalangi. (ape)
AMURANG–Sekitar 800 hektar lahan di Desa Liandok Kecamatan Tompasobaru akan dibuka untuk transmigrasi. Dan saat ini perencanaannya sementara dimatangkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Minahasa Selatan. Dalam perencanaan kawasan yang terletak di Desa Liandok Kecamatan Tompasobaru ini pada tahap awal akan ditempatkan sekitar 100 kepala keluarga (KK).
Menurut Kadisnakertrans Minsel Drs Rolly J Karamoj, pembukaan lahan untuk transmigrasi ini merupakan program dari bupati untuk membuka lahan. Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas infrastruktur daerah. Terutama di daerah Liandok yang beberapa waktu belakangan ini hampir terisolasi karena jalan rusak parah.
“Program ini telah mendapat persetujuan oleh ibu bupati dan pada prinsipnya dapat membantu pengembangan wilayah. Rencananya komposisi dari KK yang akan menjadi trasmigran 50 persen dari luar daerah dan sisanya mengambil warga lokal. Tapi sementara dinegosiasikan agar muatan lokal mencapai 60 persen. Dan nantinya setiap KK akan mendapatkan dua hektar lahan pertanian selain perumahan,” jelas Karamoj di ruang kerjanya, pagi tadi.
Adapun warga dari luar pulau yang akan ditempatkan sebagai trasmigran berasal dari Propinsi NTT dan Jawa Tengah. “Meskipun begitu siapa yang nantinya jadi transmigran dan ditempatkan di Liandok akan di seleksi oleh tim dari Pemkab. Hal ini supaya jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kalau nantinya komposisi ditentukan oleh pusat. Jadi memang nantinya kami yang akan seleksi,” tutur Jeffry Prang, sekretaris Dinsosnakertrans.
Sementara itu Hukumtua Desa Liandok Masye Potalangi, menyatakan warganya mendukung dibukanya lahan transmigrasi. Dengan harapan dapat membuka akses keluar, selain itu pemanfaatan lahan untuk pertanian lebih dipilih daripada tambang. Karena diketahui lahan Liandok kaya dengan bahan tambang.
“Warga sudah setuju, kalaupun ada yang kurang sependapat itu wajar, tapi mayoritas setuju. Apalagi kami terlibat menentukan siapa yang boleh masuk,” ucap Potalangi. (ape)