
Manado – Tradisi masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI disetiap 17 Agustus atau sesudahnya sering kita jumpai dikalangan masyarakat, baik kalangan anak-anak hingga dikalangan orang dewasa. Salah satunya adalah tradisi lomba panjat pinang yang telah menjadi tradisi setiap kali HUT Kemerdekaan.
Pinang biasanya dipotong, dan hanya menggunakan batang pohon pinangnya saja dan dilumuri suatu bahan yang membuat batang pohon tersebut licin, diatasnya biasanya ditaruh bermacam-macam hadiah yang berjumlah ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Bagi mereka yang berhasil memanjat pinang tersebut berhak untuk memperoleh semua hadiah yang ada diatasnya. Biasanya lomba ini digelar sebagai puncak acara dari aneka perlombaan.
Lomba ini sering membuat tawa geli penonton. Pemanjat yang sudah mencapai ketinggian tertentu harus kembali merosot ke bawah, dan mereka berusaha berkali-kali menggapai hadiah di ujung tiang batang pinang berlumur oli atau minyak sebagai pelicin.
“Untuk mencapai puncak, mereka harus bekerja sama saling bahu-membahu. Filosofi permainan ini adalah kebersamaan komponen bangsa untuk meraih kemerdekaan,” ujar Ridel Lanes salah satu penyumbang guna terlaksananya kegiatan panjat pinang di lingkungan IV Kelurahan Taas, Kota Manado Minggu (18/8).
Selain tradisi panjat pinang, dalam merayakan HUT Kemerdekaan RI ada juga kegiatan seperti lomba makan kerupuk, tarik tambang dan balap karung/lari karung dimana semuanya adalah lomba rakyat yang telah menjadi tradisi di Sulut dan Indonesia pada umumnya. (rizath polii)