
Picuan—Desa Picuan dan Picuan I Kecamatan Motoling Timur, baru beberapa bulan terakhir ini menjadi pembicaraan semua orang. Pembicaraan pun seputar Pertambang Emas Tanpa Izin (PETI). Perlahan namun pasti, telah ada korban jiwa. Padahal, warga Picuan Raya, sama sekali rukun dan tak mau menjadi bulan-bulanan.
Dari amatan media ini, warga Desa Picuan dan Picuan I semuanya sangat menyatu. Awalnya juga, kedua desa ini satu. Hanya karena ingin ada pelayanan prima. Maka, warga mengusulkan adanya pemekaran. Tetapi, setelah pemekaran, terjadilah masalah antara kedua desa ini. Padahal lagi, kedua warga tersebut semua bersaudara.
Hukum Tua Desa Picuan I Sultje Marentek, kalau sekarang desa kami berangsur-angsur pulih. Tetapi, kami tak tahu kedepan. Namun demikian, kami sangat senang kalau pihak kepolisian tetap berada di desa kami.
‘’Konflik antara Desa Picuan dan Picuan I memang membuat warga takut. Bayangkan, untuk tinggal saja di kampung kata mereka so kapo. Lebih baik tinggal diluar kampung saja. Olehnya, menurut Marentek, pihak kepolisian harus turun tangan dan mengamankan semua lokasi,’’ ujar Marentek.
Katanya, pertama-tama desa Picuan dan Picuan I harus selalu aman. Sebab, sebelumnya desa ini memang selalu aman. Tak pernah ada konflik sekalipun. Kenapa justru sekarang konflik mendera desa ini.
‘’Olehnya, Polda Sulut harus mengarahkan pasukannya untuk siaga di desa ini. Kalau juga ada oknum-oknum yang melakukan tindakan anarkis langsung ditangkap. Sebab, semua warga Picuan raya mau desa ini selalu hidup damai terus,’’ ungkap Marentek. (and)