Manado – Publik terancam dengan kehadiran para politisi amnesia karena tak mendidik justru mengaburkan aspek edukasi politik yang mengancam demokrasi bahkan berpotensi menambah jumlah golongan putih (golput).
Inilah kekhawatiran Jim R Tindi selaku pendukung Prabowo-Hatta terhadap Benny Rhamdani (Brani) yang menggunakan media satu untuk pernyataan “A”, kemudian dibantah sendiri dengan pernyataan “B” yang bertolak belakang di media lainnya.
“Awas saat ini banyak orang sedang mengidap penyakit lupa, setelah tokoh politik tingkat nasional kini di Sulut ada Benny Rhamdani,” tulis Tindi melalui penyebaran pesan Blackberry Messenger yang diterima BeritaManado, Rabu (11/6/2014).
Tindi menjelaskan jika Brani pada 21 September 2011 silam mendukung maksimal agar Prabowo menjadi Presiden di 2014. Berita yang dimuat di sebuah media online lokal tersebut bahkan menegaskan harapan Brani bahwa Indonesia sudah waktunya dipimpin oleh orang yang punya integritas terhadap bangsa dan kesejahteraan rakyat.
“Judul beritanya Anggota FPDIP Sulut: Prabowo Presiden RI 2014, tapi anehnya hari ini di www.beritamanado.com ada berita lain sangat bertolak belakang dengan judul “Stop Cuci Otak Tentang Prabowo Itu Tole Minahasa”, apa itu namanya kalau bukan amnesia!,” tudingnya geram.
Selain amnesia, Tindi juga menyebut Brani plin-plan dan membahayakan para pendukungnya yang pada pemilihan legislatif silam sukses mengantarkan putra Bolmong Raya tersebut menjadi anggota DPD RI periode 2014 – 2019.
“Bahaya kalau kita punya politisi Plin plan seperti ini, rakyat jangan percaya lagi watak borjuasi kecil yg mabuk dengan popularitas,” pesan Tindi.(*/quin)
Baca juga:
- Benny Rhamdani: Stop Cuci Otak Tentang Prabowo Itu Tole Minahasa
- Lexie Solang Ragukan Kecerdasan Benny Rhamdani