BITUNG—Aksi penimbunanan lahan disejumlah wilayah Kota Bitung yang dilakukan oleh sejumlah pengusaha mulai menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Buktinya, hujan yang mengguyur Kota Bitung dalam beberapa hari ini menyebabkan banjir disejumlah lokasi akibat saluran drynase yang tertutup dengan tibunan.
Salah satu contoh adalah aktivitas penimbunan yang diduga dilakukan oleh salah satu pengusaha Denny Sondakh di wilayah Madidir Unet Kecamatan Madidir yang mengakibatkan 120 kepala keluarga (KK) terendam air. Dimana aktivitas timbunan yang dilakukan selama ini oleh pengusaha tersebut dilahan miliknya mengakibatkan drynase tersumbat sehingga warga harus mengalami banjir setinggi lulut orang dewasa.
“Semenjak aktivitas penimbunanan dilakukan saluran air tidak berjalan lancer dan Senin (12/9) malam lalu kami kebanjiran karena air hujan terhambat dengan timbunan. Jadi semelaman kami tidak beristirahat karena air menggenangi pemukiman hingga lulut orang dewasa,” kata salah satu warga, Mon Tampi.
Menurut Tampi, banjir yang meresahkan warga itu dikarenakan saluran air depan Kodim 1310 Madidir yang mengarah ke pantai sudah ditimbun oleh pemilik lahan yakni Sondakh. Padahal menurut sejumlah warga, pihaknya menginginkankan saluran tersebut tidak ditimbun dan dibuat satu arah menuju pantai.
“Namun yang terjadi malah pemilik lahan memotong arah saluran tersebut yang bermuara ke sauran depan gereja Sion Madidir menuju pantai sehingga saat hujan deras tiba debet air yang mengalir sangat besar sehingga air yang datang dari arah saluran depan Kodim tersebut tak bisa mengalir,” kata warga lain Albert Pantas yang juga mengaku sudah menyampaikan keluhan tersebut ke DPRD Kota Bitung.
Sementara itu, Wakil Walikota Bitung, Max Lomban yang dilaporkan tentang masalah warga Madidir Unet ini langsung berkoordinasi dengan dinas PU Bitung untuk menindak lanjuti. “Timbunan di daerah tersebut tidak melalui kajian Badan Perencanaan Kota Bitung yang didalamnya terdapat kajian analisa masyarakat terhadap dampak lingkungan,” kata Lomban.
Menurut Lomban yang ikut didampingi Camat Madidir, Romless Masihor, permasalahan tersebut harus segera diselesaikan, mengingat bukti banjir sudah terjadi sehingga antisipasi harus di lakukan agar tidak terjadi bancana yang lebih parah lagi. (en)
BITUNG—Aksi penimbunanan lahan disejumlah wilayah Kota Bitung yang dilakukan oleh sejumlah pengusaha mulai menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Buktinya, hujan yang mengguyur Kota Bitung dalam beberapa hari ini menyebabkan banjir disejumlah lokasi akibat saluran drynase yang tertutup dengan tibunan.
Salah satu contoh adalah aktivitas penimbunan yang diduga dilakukan oleh salah satu pengusaha Denny Sondakh di wilayah Madidir Unet Kecamatan Madidir yang mengakibatkan 120 kepala keluarga (KK) terendam air. Dimana aktivitas timbunan yang dilakukan selama ini oleh pengusaha tersebut dilahan miliknya mengakibatkan drynase tersumbat sehingga warga harus mengalami banjir setinggi lulut orang dewasa.
“Semenjak aktivitas penimbunanan dilakukan saluran air tidak berjalan lancer dan Senin (12/9) malam lalu kami kebanjiran karena air hujan terhambat dengan timbunan. Jadi semelaman kami tidak beristirahat karena air menggenangi pemukiman hingga lulut orang dewasa,” kata salah satu warga, Mon Tampi.
Menurut Tampi, banjir yang meresahkan warga itu dikarenakan saluran air depan Kodim 1310 Madidir yang mengarah ke pantai sudah ditimbun oleh pemilik lahan yakni Sondakh. Padahal menurut sejumlah warga, pihaknya menginginkankan saluran tersebut tidak ditimbun dan dibuat satu arah menuju pantai.
“Namun yang terjadi malah pemilik lahan memotong arah saluran tersebut yang bermuara ke sauran depan gereja Sion Madidir menuju pantai sehingga saat hujan deras tiba debet air yang mengalir sangat besar sehingga air yang datang dari arah saluran depan Kodim tersebut tak bisa mengalir,” kata warga lain Albert Pantas yang juga mengaku sudah menyampaikan keluhan tersebut ke DPRD Kota Bitung.
Sementara itu, Wakil Walikota Bitung, Max Lomban yang dilaporkan tentang masalah warga Madidir Unet ini langsung berkoordinasi dengan dinas PU Bitung untuk menindak lanjuti. “Timbunan di daerah tersebut tidak melalui kajian Badan Perencanaan Kota Bitung yang didalamnya terdapat kajian analisa masyarakat terhadap dampak lingkungan,” kata Lomban.
Menurut Lomban yang ikut didampingi Camat Madidir, Romless Masihor, permasalahan tersebut harus segera diselesaikan, mengingat bukti banjir sudah terjadi sehingga antisipasi harus di lakukan agar tidak terjadi bancana yang lebih parah lagi. (en)