Manado, BeritaManado.com — Prosesi jalan salib Jemaat GMIM El Roi Malalayang diwarnai dengan tetesan air mata.
Ratusan jemaat memadati proses jalan salib, nampak tumpah ruah dari orang dewasa sampai anak-anak ikut larut dalam proses tersebut.
Makin terasa suasana haru ketika pemeran Tuhan Yesus jatuh ketika dicambuk oleh pemuda-pemuda yang memerankan prajurit.
“Ketika melihat proses Tuhan Yesus jatuh, air mata saya langsung menetes. Betapa menderitanya Yesus,” ungkap Ketua Badan Pekerja Jemaat GMIM El Roi Malalayang, Pdt Tirsa Tairas MTh.
Lanjut Pdt Tirsa, apa yang dilakonkan tersebut kiranya kita hayati, dan maknai tentang pengorbanan Kristus untuk menebus dosa.
“Kiranya lewat jalan salib ini. Iman kita makin bertumbuh. Yesus telah menderita, disalibkan dan mati bagi saya dan saudara,” tambahnya.
Sementara itu dalam proses jalan salib dengan rute kurang lebih sepuluh kilometer tersebut, nampak juga parah lansia yang ikut larut dalam kesedihan penderitaan Yesus.
“Ketika melihat dan menghayati apa yang dialami Yesus, air mati langsung menetes. Sebab dengan melihat peran saja, sudah begitu teraniaya apalagi ketika menjalani semua hinaan yang dialami Yesus, Sedih,” Kata Oma Agustina Makapuas, sambil mengusap mata dengan handuk kecil yang dibawahnya mengakhiri.
Tak terasa dua jam perjalanan proses jalan salib, akhirnya tiba di finish yang merupakan tempat penyaliban Yesus.
“Kasiang so luka Tuhan Yesus (Tuhan Yesus sudah penuh luka),” kunci anggota jemaat yang begitu serius menghayati proses jalan salib.
(Jhonli Kaletuang)