MANADO – Masalah sampah bukan saja menjadi perhatian bagi masyarakat Manado yang tinggal di kota Manado, akan tetapi beberapa kawanua (orang Manado) yang tinggal di Rhode Island-Seatle Amerika.
“Daripada orang-orang selalu beking beach clean-up mo angkat sampah, di pante/laut coba beking research khusus mengenai komposisi sampah padat yang ada takumpul. Jenisnya apa, trus kalu ada merek tas plastik super market apa catat, setidaknya boleh dapa tahu nanti dorang boleh diminta turut berpartisipasi untuk kampanye jangan buang sampah plastik di sungai, laut, dan lainnya,” ujar Christofer Rotinsulu, salah satu mahasiswa S3 di University of Rhode Island mengajak teman-teman yang peduli lingkungan, Rabu (28/12).
Menurut Rotinsulu, bahwa permasalahan sampah saat ini bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, namun sudah menjadi tanggung jawab dari pihak-pihak perusahaan swasta yang memiliki sisa produk makanan berupa plastik, botol dan lainnya.
“Yang penting ada sesuatu yang bersifat credible untuk bisa diinformasikan buat decision maker bahwa perlu setidaknya menanggulangi ini, mungkin dari sisi capacity building buat publik ditambah regulasi dari pemkot,” tegas Rotinsulu.
Dicontohkan oleh Rotinsulu bahwa, “Kalu di Seattle, WA pemerintah kota baru saja menetapkan untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik untuk tas belanja untuk melindungi laut terutama dorang punya daerah perlindungan laut di Puget Sound. Mungkin ini bisa jadi contoh di Manado yang memiliki Taman Laut Bunaken,” tutup Rotinsulu. (cha)
MANADO – Masalah sampah bukan saja menjadi perhatian bagi masyarakat Manado yang tinggal di kota Manado, akan tetapi beberapa kawanua (orang Manado) yang tinggal di Rhode Island-Seatle Amerika.
“Daripada orang-orang selalu beking beach clean-up mo angkat sampah, di pante/laut coba beking research khusus mengenai komposisi sampah padat yang ada takumpul. Jenisnya apa, trus kalu ada merek tas plastik super market apa catat, setidaknya boleh dapa tahu nanti dorang boleh diminta turut berpartisipasi untuk kampanye jangan buang sampah plastik di sungai, laut, dan lainnya,” ujar Christofer Rotinsulu, salah satu mahasiswa S3 di University of Rhode Island mengajak teman-teman yang peduli lingkungan, Rabu (28/12).
Menurut Rotinsulu, bahwa permasalahan sampah saat ini bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, namun sudah menjadi tanggung jawab dari pihak-pihak perusahaan swasta yang memiliki sisa produk makanan berupa plastik, botol dan lainnya.
“Yang penting ada sesuatu yang bersifat credible untuk bisa diinformasikan buat decision maker bahwa perlu setidaknya menanggulangi ini, mungkin dari sisi capacity building buat publik ditambah regulasi dari pemkot,” tegas Rotinsulu.
Dicontohkan oleh Rotinsulu bahwa, “Kalu di Seattle, WA pemerintah kota baru saja menetapkan untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik untuk tas belanja untuk melindungi laut terutama dorang punya daerah perlindungan laut di Puget Sound. Mungkin ini bisa jadi contoh di Manado yang memiliki Taman Laut Bunaken,” tutup Rotinsulu. (cha)