Manado – Masa orientasi dalam bentuk Bimbingan Teknis (BimTek) anggota DPRD Sulut di Jakarta terus menuai resistensi dari masyarakat.
Pemborosan anggaran alasan paling banyak disampaikan oleh masyarakat. DPRD dinilai melaksanakan program yang tak seharusnya dilaksanakan di Jakarta dan belum tentu memberi manfaat besar.
Menanggapi tanggapan miring dari masyarakat, Sekretaris DPRD Sulut, A.B Mononutu beralasan bahwa kegiatan Bimtek adalah program yang telah dianggarkan.
“Tupoksi kami dari sekretariat hanya memfasilitasi kegiatan seluruh anggota DPRD. Soal Bimtek diserahkan ke masing-masing anggota DPRD apakah mau ikut atau tidak. Yang tidak ikut berarti tidak menggunakan anggaran,” ujar Mononutu kepada BeritaManado.com.
Informasi diterima BeritaManado.com, tidak semua anggota DPRD Sulut mengikuti program BimTek di Jakarta, salah-satunya Ketua DPRD Andrei Angouw.
Sebelumnya diberitakan, pekan ini, 45 anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara menjalani masa orientasi bimbingan teknis di Jakarta.
Menurut pengamat politik, Dr Jerry Massie, teknis pelaksanaan orientasi di Jakarta adalah program tidak tepat dan menghamburkan uang rakyat.
“Pasti kan ada pembawa materi dari kementerian. Kenapa pemateri tidak datang ke Manado pasti lebih hemat anggaran dibandingkan anggota DPRD Sulut ke Jakarta berjamaah,” ujar Jerry Massie kepada BeritaManado.com, awal pekan ini.
Kedepan lanjut Massie, alokasi anggaran untuk program kegiatan di SKPD harus berorientasi manfaat, bukan sekedar mengejar penyerapan anggaran.
“Saya tahu jalan pikiran eksekutif dan legislatif, daripada SILPA lebih baik kegiatan dilaksanakan meskipun jelas-jelas teknis pelaksanaannya masih diperdebatkan,” tukas Massie. (jerrypalohoon)