Manado – Dialog publik, Kamis (7/11) yang digelar Forum Peduli Nusantara (FPN) dengan tema Peran Tokoh Pemuda Lintas Agama dalam Menyukseskan Pemilu 2014, diwarung Kopi Bily Megamas Kota Manado berjalan sukses. Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara, diantaranya Jeverson Petonengan, SH, MH (tokoh pemuda Kristen Sulut) dan Muhammad Nur Andi Bongkang (tokoh pemuda Muslim Sulut).
Selaku pembicara pertama, Jeverson yang juga Wakil Ketua GAMKI Manado ini memberikan penjelasan seputar peran tokoh pemuda lintas agama dalam konteks politik lokal Sulawesi Utara (Sulut).
“Momen Pemilu 2014 adalah bagian dari upaya merubah bangsa ini, peran pemuda dalam merubah bangsa itu sangat diharapkan. Mengurangi angka GOLPUT, kalau pemuda boleh menjadi penyelenggara, maka ruang ini diambil. Bila perlu harus ada pemuda yang masuk dalam proses politik yakni menjadi Caleg. Menurut saya kita perlu meningkatkan politik nilai, dan politik pluralitas, menjaga keberagaman, dan lebih baik memilih umat muslim yang jujur dan benar dari pada memilih orang Kristen yang tidak benar, tidak jujur – Jeverson yang juga adalah Ketua KNPI Kota Manado ini.
Sementara itu, selaku pembicara kedua, Muhammad Nur Andi Bongkang sedikit banyak menyentil tentang penegasan peran pemuda dan tokoh pemuda lintas agama dalam proses politik di daerah, bersama upaya menciptakan Pemilu yang berkualitas.
“Personifikasi pemuda harus jelas dalam politik. Nah, kalau bicara ego sektarian tentu saya sebagai tokoh muslim, tentu memilih figur muslim yang baik dan benar tentunya. Dilain pihak, tantangan politik kita saat ini dimana pendidikan transenden sudah berubah oleh adanya kemoderenan. Saya sering bertanya selalu saja ada yang bicara atas nama rakyat, yang dimaksud rakyat itu siapa? Memilih publik figur yang baik sederhananya saya analogikan begini, orang yang dekat dengan Allah akan takut melakukan korupsi, mari kita ciptakan dan sukseskan Pemilu 2014 yang aman dan damai,” papar Mat Nur sapaan akrab Ketua el-Perisai Sulut ini.
Tambahnya lagi mengulas terkait peran tokoh pemuda lintas agama yang layak diberikan dukungan oleh warga Sulut. Tak hanya itu, Mat Nur menilai peran tokoh lintas agama dalam ranah publik perlu benar-benar diseleksi publik.
“Kita tidak hanya memilih tokoh yang benar, dan pintar, tapi memilih generasi rausyan fikr, dan yang sudah tercerahkan. Jangan memilih figur yang hanya menampilkan bahasa folosofi, namun hanya lips service saja. Satu kesatuan pikiran yang menghadirkan jaringan kekuatan keagamanaan yang aman, serta perlu juga adanya integrasi (kesatuan) moralitas yang terpuji. Saya lebih bangga memilih orang Kristen yang amanah daripada memilih figur Islam yang tidak amanah,” tukas Mat Nur dalam dialog publik yang dihadiri ratusan pemuda dan mahasiswa tersebut.
Hal tersebut diperkuat lagi dengan pemaparan perwakilan penyelenggara Forum Peduli Nusantara, Amas Mahmud yang memberikan penjelasan menyangkut arah dan tujuan diselenggarakannya dialog publik tokoh muda lintas agama.
“Pemuda sebagai entitas penting dalam penyelenggaraan Pemilu 2014 perlu mengambil langkah dan pertindak partisipatif terhadap proses politik yang ada di daerah ini. Pemuda lintas agama wajib menghadirkan suasana politik yang kondusif, politik yang mencerdaskan warga, dan politik yang terbebaskan dalam eksploitasi lembaga agama yang berkonsekuensi buruk terhadap tatanan demokrasi lokal, dan terjadinya konflik politik. Mari kita sukseskan Pemilu 2014,” ujar Amas singkat. (Leriando Kambey)