Dimembe – Sukacita dirasakan Jemaat GMIM Syalom Dimembe, dalam mensyukuri pentahbisan gedung gereja sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 berjemaat, Rabu (16/10)
Gubernur Sulut, Sinyo Hary Sarundajang menandatangani prasasti penahbisan gedung gereja, dilanjutkan dengan ibadah yang di pimpin Ketua Umum Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM, Pdt Piet Tampi
Pdt Piet Tampi dalam khotbahnya mengatakan, jemaat punya gedung gereja yang bagus, maka mari fungsikan gedung gereja sebagaimana fungsinya.
“Marilah kita jangan jenuh mengajak dan memanggil warga gereja dan siapa pun juga yang mau dan datang beribadah di tempat ini, agar iman semakin bertumbuh dewasa, sebab iman bertumbuh maka kita tau bagaimana menempatkan diri sebagai pribadi yang beriman di tengah keluarga dan masyarakat,” jelas Pdt Piet Tampi
Kalau iman ini bertumbuh, bagaimana memberadakan diri sehingga jemaat menjadi funsional, disukai banyak orang. “Kita disini harus membangun imam, karena imanlah yg membuat kita berani dan menyanggupkan kita menghadapi berbagai kenyataan dalam hidup ini,” kata Pdt Piet
Gubernur Sulut, Sinyo Hary Sarundajang, dalam sambutannya mengakui Gereja Syalom Dimembe mempunyai model kubah, yang begitu menyentuh hati, seperti berada di Yerusalem.
“Saya sampaikan banyak selamat, karena telah mendapatkan sebuah bentuk gereja indah, megah. Tentu jemaat dinamis, tumbuh berkembang dan berumur 30 tahun,” ujar Sarundajang
Hari berbahagia, hari yang tepat untuk kilas balik, mengingat jemaat pertama, siapa pemimpin, jemaat, pendeta dan majelis gereja waktu itu.
“Ini perlu, karena ini waktu tepat apresiasi, menghargai, mendoakan mereka, karena tanpa pendahulu, tanpa mereka, kita tak akan seperti ini,” kata Sarundajang.
Dikatakannya lagi, dari jemaat itu telah muncul pemimpin-pemimpin, sekurang-kurangnya pemimpin jemaat. Apapun kader-kader dari kampung itu, telah muncul dalam berbagai profesi, keahlian masing-masing.
“Oleh karena itu, pada saatnya kita rayakan bersama lahirnya jemaat ini, sambil menikmati gedung gereja baru. Dan kita harus yakin Tuhan Yesus masuk berkenan di gedung gereja,” ujar Sarundajang
Itu tergantung iman kita, lanjut Sarundajang, kalau jemaat mempunyai iman kokoh, Sarundajang pikir Tuhan Yesus mencintai jemaat, dan bersama jemaat ini, iman kita yang menyelamatkan kita.
“Dalam perjalan maka pertumbuhan iman akan terjadi. Iman adalah satu proses menuju pada melaksanakan perintah kehendak Tuhan bagi kita. Dalam perjalan imam, saya meyakini itu,” jelas Sarundajang.
Ditambahkan Sarundajang, makin tua makin luntur imannya, dan itu jangan terjadi, karena kegiatan manusia kadang seperti itu, bukannya semakin hari makin pintar tapi makin bodoh, bukan makin hari iman semakin kuat, tapi tergerus makin lemah makin pudar imannya pada Tuhan.
“Apa pun kata kuncinya, kita boleh ber hari ulang tahun, boleh mendapat gedung gereja indah, itu karena Tuhan. Oleh karena itu lebih penting adalah iman,” ujar Sarundajang.
Sementara itu, Ketua BPMJ GMIM Syalom Dimembe, Pdt Wonok Lomboan, mengucap syukur dan berterima kasih pada jemaat GMIM Syalom Dimembe yang berjuang luar biasa untuk pembangunan gedung gereja.
“Saya percaya bukan kuat gagah manusia, tapi ini karena Allah yang berkarya,” kata Pdt Wonok Lomboan
Diucapkannya terima kasih juga buat pemerintah pusat sampai pemerintah daerah, pada semua donatur, sampul syukur dan bahkan hanya lewat sumbangan depan gereja, yang diamininya sebagai bentuk pemberian Tuhan.
“Kuatnya sebuah bangunan dilihat bagaimana kita mmbuat bangunan. Tetapi iman berjemaat yang lemah, pasti sia-sia. Mari bangun iman jemaat semakin utuh. Iman menjadi dasar dari segala sesuatu,” ujar Pdt Wonok Lomboan.
Dalam kesempatan itu, seorang ibu yang dipanggil Nela Marnuamaya, adalah majelis yang pertama di jemaat GMIM Syalom Dimembe yang masih hidup dan menyaksikan gedung gereja berusia 30 tahun dan ditahbiskan.
“Inilah saksi hidup perjalanan jemaat GMIM Syalom Dimembe, dan Ibu Nela akan berusia 94 tahun,” kata Pdt Wonok Lomboan.
Rangkaian kegiatan ibadah diakhiri dengan pemasangan lilin kue ulang tahun oleh Gubernur Sulut, Dr Sinyo Hary Sarundajang, Bupati Minut, Drs Sompie SF Singal MBA dan Ketua Umum BPMS GMIM, Pdt Piet Tampi.
Sambil berpegangan tangan lilin dinyalakan bersama, sebagai tanda pemerintah dan gereja, bekerja sama untuk membangun kehidupan jemaat di wilayah Sulut, Minut, teristimiwa di jemaat GMIM bagi kemuliaan nama Tuhan. (robin tanauma)
Dimembe – Sukacita dirasakan Jemaat GMIM Syalom Dimembe, dalam mensyukuri pentahbisan gedung gereja sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 berjemaat, Rabu (16/10)
Gubernur Sulut, Sinyo Hary Sarundajang menandatangani prasasti penahbisan gedung gereja, dilanjutkan dengan ibadah yang di pimpin Ketua Umum Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM, Pdt Piet Tampi
Pdt Piet Tampi dalam khotbahnya mengatakan, jemaat punya gedung gereja yang bagus, maka mari fungsikan gedung gereja sebagaimana fungsinya.
“Marilah kita jangan jenuh mengajak dan memanggil warga gereja dan siapa pun juga yang mau dan datang beribadah di tempat ini, agar iman semakin bertumbuh dewasa, sebab iman bertumbuh maka kita tau bagaimana menempatkan diri sebagai pribadi yang beriman di tengah keluarga dan masyarakat,” jelas Pdt Piet Tampi
Kalau iman ini bertumbuh, bagaimana memberadakan diri sehingga jemaat menjadi funsional, disukai banyak orang. “Kita disini harus membangun imam, karena imanlah yg membuat kita berani dan menyanggupkan kita menghadapi berbagai kenyataan dalam hidup ini,” kata Pdt Piet
Gubernur Sulut, Sinyo Hary Sarundajang, dalam sambutannya mengakui Gereja Syalom Dimembe mempunyai model kubah, yang begitu menyentuh hati, seperti berada di Yerusalem.
“Saya sampaikan banyak selamat, karena telah mendapatkan sebuah bentuk gereja indah, megah. Tentu jemaat dinamis, tumbuh berkembang dan berumur 30 tahun,” ujar Sarundajang
Hari berbahagia, hari yang tepat untuk kilas balik, mengingat jemaat pertama, siapa pemimpin, jemaat, pendeta dan majelis gereja waktu itu.
“Ini perlu, karena ini waktu tepat apresiasi, menghargai, mendoakan mereka, karena tanpa pendahulu, tanpa mereka, kita tak akan seperti ini,” kata Sarundajang.
Dikatakannya lagi, dari jemaat itu telah muncul pemimpin-pemimpin, sekurang-kurangnya pemimpin jemaat. Apapun kader-kader dari kampung itu, telah muncul dalam berbagai profesi, keahlian masing-masing.
“Oleh karena itu, pada saatnya kita rayakan bersama lahirnya jemaat ini, sambil menikmati gedung gereja baru. Dan kita harus yakin Tuhan Yesus masuk berkenan di gedung gereja,” ujar Sarundajang
Itu tergantung iman kita, lanjut Sarundajang, kalau jemaat mempunyai iman kokoh, Sarundajang pikir Tuhan Yesus mencintai jemaat, dan bersama jemaat ini, iman kita yang menyelamatkan kita.
“Dalam perjalan maka pertumbuhan iman akan terjadi. Iman adalah satu proses menuju pada melaksanakan perintah kehendak Tuhan bagi kita. Dalam perjalan imam, saya meyakini itu,” jelas Sarundajang.
Ditambahkan Sarundajang, makin tua makin luntur imannya, dan itu jangan terjadi, karena kegiatan manusia kadang seperti itu, bukannya semakin hari makin pintar tapi makin bodoh, bukan makin hari iman semakin kuat, tapi tergerus makin lemah makin pudar imannya pada Tuhan.
“Apa pun kata kuncinya, kita boleh ber hari ulang tahun, boleh mendapat gedung gereja indah, itu karena Tuhan. Oleh karena itu lebih penting adalah iman,” ujar Sarundajang.
Sementara itu, Ketua BPMJ GMIM Syalom Dimembe, Pdt Wonok Lomboan, mengucap syukur dan berterima kasih pada jemaat GMIM Syalom Dimembe yang berjuang luar biasa untuk pembangunan gedung gereja.
“Saya percaya bukan kuat gagah manusia, tapi ini karena Allah yang berkarya,” kata Pdt Wonok Lomboan
Diucapkannya terima kasih juga buat pemerintah pusat sampai pemerintah daerah, pada semua donatur, sampul syukur dan bahkan hanya lewat sumbangan depan gereja, yang diamininya sebagai bentuk pemberian Tuhan.
“Kuatnya sebuah bangunan dilihat bagaimana kita mmbuat bangunan. Tetapi iman berjemaat yang lemah, pasti sia-sia. Mari bangun iman jemaat semakin utuh. Iman menjadi dasar dari segala sesuatu,” ujar Pdt Wonok Lomboan.
Dalam kesempatan itu, seorang ibu yang dipanggil Nela Marnuamaya, adalah majelis yang pertama di jemaat GMIM Syalom Dimembe yang masih hidup dan menyaksikan gedung gereja berusia 30 tahun dan ditahbiskan.
“Inilah saksi hidup perjalanan jemaat GMIM Syalom Dimembe, dan Ibu Nela akan berusia 94 tahun,” kata Pdt Wonok Lomboan.
Rangkaian kegiatan ibadah diakhiri dengan pemasangan lilin kue ulang tahun oleh Gubernur Sulut, Dr Sinyo Hary Sarundajang, Bupati Minut, Drs Sompie SF Singal MBA dan Ketua Umum BPMS GMIM, Pdt Piet Tampi.
Sambil berpegangan tangan lilin dinyalakan bersama, sebagai tanda pemerintah dan gereja, bekerja sama untuk membangun kehidupan jemaat di wilayah Sulut, Minut, teristimiwa di jemaat GMIM bagi kemuliaan nama Tuhan. (robin tanauma)