TAHUNA – Pemandangan akan antrean di SPBU di Kota Tahuna seolah tidak akan pernah habis, diduga penyebabnya menjamurnya gelonisasi. Para sopir pun dibuat gerah dan mengeluh, beberapa sopir.
Seperti yang diungkapkan sopir mikro trayek Tona-Pusat Kota yang minta namanya tidak ditulis, dia mengeluh karena akhir-akhir ini terus mengalami kesulitan, untuk itu dirinya berharap pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat merespon kegiatan ini.
Bahkan dia menilai pemerintah sudah tidak pernah melakukan monitoring di lapangan soal sirkulasi BBM, padahal dulu sewaktu Kabag Ekonomi, masih dibawah kepemimpinan B Lahinda SH, rajin melakukan pemantauan didua SBPU, dirinya berusaha melakukan komunikasi serta berusaha mencari tau penyebab kenapa sampai terjadi kelangkaan.
Bahkan Lahinda, harus rela berpindah kantor secara bergantian di dua SPBU semuanya ini hanya untuk meminimais persoalan dil lapangan, kata sopir. ”Tapi sekarang torang seperti tabiar penyebab lain adalah sudah menjamurnya rekomendasi dari kampung/kelurahan, sebaiknya Pemkab melakukan penertiban kembali mengenai pemberian-pemberian rekomendasi ini.
”Kami sependapat apa yang perna disampaikan Kapolres Sangihe AKBP Hisar Siallagan S IK soal rekomendasi pembelian BBM, dimana rekomendasi semestinya hanya diperuntukkan hanya bagi mereka yang berprofesi sebagai nelayan saja ungkapnya, tapi sekarang pemberian rekomendasi sudah tidak sesuai dengan peruntukkannya, memang kebanyakan orang ingin menambah penghasilannya lewat berjualan BBM, tapi yang bagaimana dulu tanya mereka, kami juga mendukung apa yang disampaikan Bupati mengenai pemahaman atas kebutuhan dan memperbolehkan masyarakat berjualan BBM secara eceran dalam konteks ingin meningkatkan pendapatan, hanya persoalan disini keleluasan berjualan BBM secara eceran, mengakibatkan sudah tidak terkendalinya gelonisasi, bahkan pemandangan gelonisasi semakin menjadi didua SPBU, jadi kalau soal mengisi perut jangan hanya satu pihak yang merasa diuntungkan ujarnya, untuk itu dirinya berharap pemkab Sangihe secepatnya mengambil langkah-langkah, termasuk menertibkan kembali pemberian rekomendasi, ”ujarnya.(gun)
TAHUNA – Pemandangan akan antrean di SPBU di Kota Tahuna seolah tidak akan pernah habis, diduga penyebabnya menjamurnya gelonisasi. Para sopir pun dibuat gerah dan mengeluh, beberapa sopir.
Seperti yang diungkapkan sopir mikro trayek Tona-Pusat Kota yang minta namanya tidak ditulis, dia mengeluh karena akhir-akhir ini terus mengalami kesulitan, untuk itu dirinya berharap pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat merespon kegiatan ini.
Bahkan dia menilai pemerintah sudah tidak pernah melakukan monitoring di lapangan soal sirkulasi BBM, padahal dulu sewaktu Kabag Ekonomi, masih dibawah kepemimpinan B Lahinda SH, rajin melakukan pemantauan didua SBPU, dirinya berusaha melakukan komunikasi serta berusaha mencari tau penyebab kenapa sampai terjadi kelangkaan.
Bahkan Lahinda, harus rela berpindah kantor secara bergantian di dua SPBU semuanya ini hanya untuk meminimais persoalan dil lapangan, kata sopir. ”Tapi sekarang torang seperti tabiar penyebab lain adalah sudah menjamurnya rekomendasi dari kampung/kelurahan, sebaiknya Pemkab melakukan penertiban kembali mengenai pemberian-pemberian rekomendasi ini.
”Kami sependapat apa yang perna disampaikan Kapolres Sangihe AKBP Hisar Siallagan S IK soal rekomendasi pembelian BBM, dimana rekomendasi semestinya hanya diperuntukkan hanya bagi mereka yang berprofesi sebagai nelayan saja ungkapnya, tapi sekarang pemberian rekomendasi sudah tidak sesuai dengan peruntukkannya, memang kebanyakan orang ingin menambah penghasilannya lewat berjualan BBM, tapi yang bagaimana dulu tanya mereka, kami juga mendukung apa yang disampaikan Bupati mengenai pemahaman atas kebutuhan dan memperbolehkan masyarakat berjualan BBM secara eceran dalam konteks ingin meningkatkan pendapatan, hanya persoalan disini keleluasan berjualan BBM secara eceran, mengakibatkan sudah tidak terkendalinya gelonisasi, bahkan pemandangan gelonisasi semakin menjadi didua SPBU, jadi kalau soal mengisi perut jangan hanya satu pihak yang merasa diuntungkan ujarnya, untuk itu dirinya berharap pemkab Sangihe secepatnya mengambil langkah-langkah, termasuk menertibkan kembali pemberian rekomendasi, ”ujarnya.(gun)