Tombulu – “Umat Kristiani telah memasuki minggu sengsara kedua. Semoga di minggu sengsara kedua ini kita lebih menghayati, semakin mengerti makna kesengsaraan Yesus Kristus. Rasa solidaritas holistik, menyeluruh tidak memilih-milih”.
Demikian khotbah pembuka Vik. Pdt Yolanda Komimbing S.Teol saat memimpin ibadah Minggu (1/3/2015) pagi di GMIM Alfa-Omega Rumengkor.
Pembacaan Alkitab,
Yesaya 42: 1-7, Hamba Tuhan.
1 Tesalonika 4: 1-7, Nasihat supaya hidup kudus.
Matius 9: 27-38, Yesus menyembuhkan mata dua orang buta.
Dijelaskan Pdt Yolanda, solidaritas holistik saling melayani semua aspek, mental dan spiritual. Melayani tanpa terkecuali kepada siapa saja, kota dan desa, tempat ramai dan terpencil, yang menerima maupun yang menentang.
“Seperti pada pembacaan orang buta disembuhkan karena iman. Yesus menyembuhkan tidak hanya fisik tapi juga sosial mereka. Mereka tidak lagi dikucilkan, bisa berinteraksi dengan siapa saja. Pada akhirnya mereka memasyurkan nama Tuhan.
Terbukti Tuhan Yesus memiliki kuasa sangat besar. Tidak ada satupun kuasa lain melebihi kuasa Tuhan”, tutur Pdt Yolanda.
Solidaritas holistik yang ditunjukkan Tuhan lanjut Pdt Yolanda adalah rasa sayang, rasa prihatin, rasa mengasihi, rasa kebersamaan, rasa sepenanggung, rasa sepelayanan.
“Kitapun harus memiliki iman seperti orang-orang cacat yang disembuhkan Yesus. Patut kita mengagungkan mujizat Tuhan.
Namun Yesus rela menderita, jalan salib karena solidaritas, rasa sayang, mengasihi umat manusia, mencari jiwa-jiwa untuk diselamatkan melalui kematian dan kebangkitanNya.
Teladani pelayanan Yesus, rela berkorban bagi siapa saja tanpa pandang bulu. Jangan sebaliknya manusia menjadi serigala bagi manusia. Membantu bagi yang berkekurangan, saling mengasihi sesama”, tutur Pdt Yolanda. (jerrypalohoon)