Manado, BeritaManado.com — Senator RI DR Maya Rumantir MA PhD kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan.
Kali ini lokasi yang dipilih yaitu Gereja Minahasa Injil Sangihe Talaud (GMIST) “Musafir” Pancurang Kecamatan Singkil Kota Manado.
Sebagai bahan acuan, Senator Maya Rumantir juga membagikan paket buku yang berisi materi empat pilar kebangsaan dan dilakukan secara simbolis kepada pimpinan Gereja, kaum bapak dan kaum ibu.
Adapun suasana sosialisasi tidak terlalu kaku dan berlangsung santai, namun tetap memberikan kesan bahwa momen yang terjadi serasa kembali ke bangku sekolah dasar.
“Ada yang diminta menghafal UUD 1945, Pancasila dan menyanyikan lagu Garuda Pancasila. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung baik dan lancar,” ungkap Maya Rumantir.
Anggota Komite IV DPD RI ini juga secara tidak terduga mendapatkan kejutan dari seorang ibu yang maju kedepan dengan membawa gambar Senator Maya Rumantir, karena ia seorang penggemar.
“Saya terkejut ada yang maju sambil membawa gambar saya. Saya menyampaikan terima kasih atas segala dukungan dalam menjalankan tugas sebagai jembatan aspirasi. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan perlindungan Tuhan,” tutur Maya Rumantir.
Ditambahkannya, terkait materi sosialisasi yang diberikan, menurutnya dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh seluruh peserta yang hadir.
“Saya berharap, sebagai warga masyarakat dan warga negara Indonesia, kita harus memiliki motivasi yang tinggi untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Maya Rumantir juga membagikan pengalamannya dalam mendampingi anak yang sedang dalam proses pendidikan di sekolah, dimana hasilnya sungguh menggembirakan.
“Selain kami orangtua mendampingi kerohaniannya, namun tidak mengabaikan upaya untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Hasilnya tidak sia-sia, anak saya Kiara Hutasoit dapat meraih nilai sempurna 100 untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau yang dikenal dengan PPKn,” jelasnya.
Senator Maya juga meminta kepada jemaat setempat, untuk tidak mengabaikan tugas pendampingan orangtua kepada anak-anaknya, baik dari segi pendidikan formal maupun non formal.
(Frangki Wullur)