Tompaso, BeritaManado.com – Lomba tradisional panjat pinang selalu menarik perhatian masyarakat, lomba yang sering di adakan berbarengan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia ini selalu di tunggu-tunggu masyarakat.
Selain masuk dalam kegiatan turun temurun lomba tradisional panjat pinang juga penuh dengan filosofi yang positif, dimana lomba panjat pinang mengajarkan para pemainnya mengenai kerja sama kelompok, dan kerja keras masing-masing individu dimana mereka memanjat pinang yang telah diolesi dengan pelumas/oli.
Bisa dibayangkan betapa sulitnya lomba panjat pinang ini.
Antusiasme masyarakat dalam lomba panjat pinang kali ini dirasakan masyarakat desa Talikuran Kecamatan Tompaso, lomba yang direncanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 ditunda akibat hujan deras dan baru terlaksana hari ini, Selasa (20/8/2019).
Lomba yang digagas oleh Karang Taruna Mawale desa Talikuran lewat panitia hari kemerdekaan ini begitu menghibur, Pemerintah desa Talikuran juga tak pernah putus memberikan dukungan pada setiap kegiatan.
Lomba panjat pinang ini memperebutkan berbagai hadiah menarik dan yang paling dicari yaitu hadiah utamanya pada pucuk pohon pinang telah ditancapkan bendera Merah Putih dan yang berhasil meraihnya akan memperoleh hadiah yakni uang tunai senilai 1,5 Juta Rupiah.
Leser Angkol salah satu peserta lomba mengatakan bahwa lomba panjat pinang tahun 2019 ini sangat sulit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Cukup sulit panjat pinang tahun ini, karena pinangnya lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Leser.
Faktor stamina juga menentukan dalam lomba yang menguras ekstra tenaga ini.
“Semua pemain harus bekerja ekstra baik yang dibawah yang menahan beban maupun diatas yang dengan kemampuan panjat,”tambah Leser.
(RaldyTandayu)