Minut, BeritaManado.com – Letaknya di desa kecil di Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Peristiwa bencana alam tahun 2014 membuat desa ini terisolasi dari pusat kota karena jembatan sebagai salah satu akses jalan terputus diterjang banjir.
Meski begitu, anak didik SD GMIM 54 Kuwil tetap berprestasi, bahkan ke tingkat Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
“Meski dari desa, namun para siswa sarat prestasi. Siswa sering mengikuti lomba mata pelajaran dan juara tingkat kabupaten. Beberapa kali juga diutus ke tingkat provinsi. Anak didik disini aktif mengikuti lomba kreatifitas anak, baca tulis hitung dan tari tradisional Maengket,” ujar Kepala Sekolah Arnoldus Kamagi, Rabu (21/2/2018).
Sejatinya, SD GMIM 54 Kuwil adalah satu-satunya sekolah di Desa Kuwil.
Sekolah ini berdiri sejak Juni tahun 1983, dan mengalami empat kali pergantian kepala sekolah, dimulai dari Santje Agu, Vonnie Sompie Damopoli, Margaretha Wangania, lalu Arnoldus Kamagi.
Kamagi sendiri sejak diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun 1994, memulai karirnya sebagai guru bantu di SD GMIM 54 Kuwil kemudian dipercayakan sebagai kepala sekolah pada 18 April 2013.
“Sekolah kami sudah menerapkan Kurikulum 2013 (K13) untuk kelas I dan IV. Untuk guru ada 9 orang, 3 guru sudah profesional. Mereka sangat menunjang program kepala sekolah.
Kehadiran guru sangat baik dan disiplin,” jelas Kamagi didampingi Ketua Komite Sekolah Melkie Wewengkang.
Jumlah siswa tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 66 siswa, difasilitasi dengan 6 ruang belajar, 1 perpustakaan dan 1 kantor guru.
Terakhir pada tahun 2017, sekolah mendapat bantuan rehabilitasi 3 ruang kelas sehingga fisik sekolah menjadi lebih baik.
“Untuk pembangunan fisik kami masih perlu bantuan pagar sekolah demi keamanan siswa, serta fasilitas sanitasi seperti toilet dan kamar mandi. Kami bersyukur bantuan pemerintah masuk ke sekolah yayasan dan semua bantuan yang kami terima kami gunakan sebagaimana aturan dari pemerintah,” jelas Penatua di jemaat GMIM Lembah Yarden.
(Finda Muhtar)
Minut, BeritaManado.com – Letaknya di desa kecil di Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Peristiwa bencana alam tahun 2014 membuat desa ini terisolasi dari pusat kota karena jembatan sebagai salah satu akses jalan terputus diterjang banjir.
Meski begitu, anak didik SD GMIM 54 Kuwil tetap berprestasi, bahkan ke tingkat Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
“Meski dari desa, namun para siswa sarat prestasi. Siswa sering mengikuti lomba mata pelajaran dan juara tingkat kabupaten. Beberapa kali juga diutus ke tingkat provinsi. Anak didik disini aktif mengikuti lomba kreatifitas anak, baca tulis hitung dan tari tradisional Maengket,” ujar Kepala Sekolah Arnoldus Kamagi, Rabu (21/2/2018).
Sejatinya, SD GMIM 54 Kuwil adalah satu-satunya sekolah di Desa Kuwil.
Sekolah ini berdiri sejak Juni tahun 1983, dan mengalami empat kali pergantian kepala sekolah, dimulai dari Santje Agu, Vonnie Sompie Damopoli, Margaretha Wangania, lalu Arnoldus Kamagi.
Kamagi sendiri sejak diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun 1994, memulai karirnya sebagai guru bantu di SD GMIM 54 Kuwil kemudian dipercayakan sebagai kepala sekolah pada 18 April 2013.
“Sekolah kami sudah menerapkan Kurikulum 2013 (K13) untuk kelas I dan IV. Untuk guru ada 9 orang, 3 guru sudah profesional. Mereka sangat menunjang program kepala sekolah.
Kehadiran guru sangat baik dan disiplin,” jelas Kamagi didampingi Ketua Komite Sekolah Melkie Wewengkang.
Jumlah siswa tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 66 siswa, difasilitasi dengan 6 ruang belajar, 1 perpustakaan dan 1 kantor guru.
Terakhir pada tahun 2017, sekolah mendapat bantuan rehabilitasi 3 ruang kelas sehingga fisik sekolah menjadi lebih baik.
“Untuk pembangunan fisik kami masih perlu bantuan pagar sekolah demi keamanan siswa, serta fasilitas sanitasi seperti toilet dan kamar mandi. Kami bersyukur bantuan pemerintah masuk ke sekolah yayasan dan semua bantuan yang kami terima kami gunakan sebagaimana aturan dari pemerintah,” jelas Penatua di jemaat GMIM Lembah Yarden.
(Finda Muhtar)