Manado – Terumbu karang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi ratusan hingga ribuan nelayan Indonesia dan merupakan salah satu sumber daya pengaman pangan pada waktu paceklik. Hal ini disampaikan Gubernur Sulut DR Sinyo Harry Sarundajang saat menemani Menteri Kesejahteraan Rakyat Menkokesra Agung Laksono dalam melakukan pencanangan semiliyar karang di pantai Malalayang Kota Manado.
Sarundajang menjelaskan keberadaan ekosistem terumbu karang yang terbesar di dunia hampir seluruh kawasan pesisir Indonesia menjadi tumpuan hidup khususnya masyarakat pesisir dan sekitarnya, ekosistem ini banyak menyumbangkan berbagai biota laut dan menjadi tempat berpijak bagi berbagai jenis biota laut yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Untuk itu sudah sepantasnya untuk dijaga dan dipelihara.
Sarundajang menyadari kuantitas dan kualitas ekosistem terumbu karang di Indonesia dari tahun ke tahun merosot tajam dan sangat mengkawatirkan, oleh karenanya berbagai permasalahan telah terjadi di hampir seluruh perairan Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran ekosistem terumbu karang dibeberapa tempat, disamping itu sejalan dengan meningkatnya penduduk, dan kesejahteraan rakyat memacu manusia untuk mengeksploitasi sumber daya secara besar-besaran tanpa memperhitungkan habitatnya.
“Kekuatan ekonomi ini mendorong manusia untuk melaksanakan pola destruktif, oleh karena itu kita semua terpanggil untuk melaksanakan gerakan seperti ini,” ujar Sarundajang.
Dalam kegiatan ini Sarundajang mengharapkan semakin memantapkan komitmen kita semua dalam menyelamatkan karang untuk pembangunan yang berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat sekaligus kita melestarikan bumi dan laut Indonesia dari kepunahan karang itu. (Jrp)
Manado – Terumbu karang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi ratusan hingga ribuan nelayan Indonesia dan merupakan salah satu sumber daya pengaman pangan pada waktu paceklik. Hal ini disampaikan Gubernur Sulut DR Sinyo Harry Sarundajang saat menemani Menteri Kesejahteraan Rakyat Menkokesra Agung Laksono dalam melakukan pencanangan semiliyar karang di pantai Malalayang Kota Manado.
Sarundajang menjelaskan keberadaan ekosistem terumbu karang yang terbesar di dunia hampir seluruh kawasan pesisir Indonesia menjadi tumpuan hidup khususnya masyarakat pesisir dan sekitarnya, ekosistem ini banyak menyumbangkan berbagai biota laut dan menjadi tempat berpijak bagi berbagai jenis biota laut yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Untuk itu sudah sepantasnya untuk dijaga dan dipelihara.
Sarundajang menyadari kuantitas dan kualitas ekosistem terumbu karang di Indonesia dari tahun ke tahun merosot tajam dan sangat mengkawatirkan, oleh karenanya berbagai permasalahan telah terjadi di hampir seluruh perairan Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran ekosistem terumbu karang dibeberapa tempat, disamping itu sejalan dengan meningkatnya penduduk, dan kesejahteraan rakyat memacu manusia untuk mengeksploitasi sumber daya secara besar-besaran tanpa memperhitungkan habitatnya.
“Kekuatan ekonomi ini mendorong manusia untuk melaksanakan pola destruktif, oleh karena itu kita semua terpanggil untuk melaksanakan gerakan seperti ini,” ujar Sarundajang.
Dalam kegiatan ini Sarundajang mengharapkan semakin memantapkan komitmen kita semua dalam menyelamatkan karang untuk pembangunan yang berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat sekaligus kita melestarikan bumi dan laut Indonesia dari kepunahan karang itu. (Jrp)