Ratahan – Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), jumlah sampah organik di Mitra saat ini terus menurun.
Terkait hal ini, DLH Mitra mengatakan bahwa pengolahan sampah organik oleh masyarakat melalui pengomposan atau menggunakan alat pengolahan sampah organik (Komposter) diyakini menjadi salah satu faktor pendukung.
Sebab pihaknya selalu mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mengolah sampah organik yang ada guna mengurangi volume sampah di daerah
Bahkan beberapa waktu lalu pihaknya juga sudah pernah membagikan komposter untuk masyarakat, lewat pemerintah kecamatan masing-masing.
“Sampah organik di Mitra memang sudah berkurang. Ini mungkin karena warga sudah mengolah sampah organik menjadi kompos atau pupuk. Jelas ini sangat membantu, makanya kami imbau agar warga terus memanfaatkan komposter tersebut,” ungkap Kepala DLH, Muchtar Wantasen, lewat Kepala Bidang Persampahan, Dedi Siwi.
Walau belum bisa memberikan data pasti terkait penggunaan komposter atau berapa komposter yang masih berfungsi, namun kenyataan saat ini bisa disimpulkan bahwa ada kesadaran masyarakat dalam pengolahan atau pemanfaatan sampah organik.
“Kami hanya berharap agar komposter yang masih berfungsi agar terus dimanfaatkan. Sebab sampah organik jika dikelola dengan baik akan bermanfaat sebagai pupuk, bahkan beberapa sampah organik bisa untuk pakan ternak,” pungkas Dedi Siwi.
Adapun sampah organik adalah barang yang sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, seperti sisa kulit buah, makanan, dedaunan, dan lainnya.
Sementara beberapa sampah organik masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar, seperti untuk pakan ternak.
Selain itu, sampah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos atau pupuk organik).
(Jenly Wenur)