
Tompaso – Perayaan Tahun Baru Imlek 2568 Kongzili semakin dekat. Suasana rumah kediaman Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulawesi Utara Sofyan Jimmy Yosadi di Desa Kamanga Kecamatan Tompaso pun lain dari biasanya.
Yang paling istimewa dari kesibukannya menyambut hari besar bagi umat Khonghucu yaitu kesepatan untuk mengajarkan anak-anaknya tentang bagaimana memiliki hati dan pikiran yang bersih dalam setiap aspek kehidupan.
“Bagi umat Konghucu, membersihkan pernak-pernik dan semua benda-benda yang berkaitan langsung dengan perayaan Imlek merupakan sesuatu yang wajib dilakukan. Hal itu juga diharapkan akan menjadi gambaran kehidupan manusia sesungguhnya,” katanya.
Kepada BeritaManado.com, Rabu (18/1/2017), Sofyan mengatakan bahwa dirinya selalu menekankan pentingnya untuk memiliki hati yang bersih. Sebab dari hal yang demikian, seseorang dapat memiliki ketulusan dan keikhlasan untuk terus memperbaharui diri.
Hal itu ditanamkan di tengah-tengah keluarga tertama kepada isteri dan anak pertamanya yang sudah beranjak dewasa Jillian Aireen. Sementara Alung dan Mey Chen, diberikan kebebasan untuk menyaksikan dari dekat kesibukan yang terjadi.
“Saya percaya suatu saat jika sudah bewasa, mereka akan memahami makna dari pekerjaan membersihkan lingkungan rumah beserta perlengkapan dan sarana doa yang sangat dihormati umat Khonghucu,” ungkapnya.
Hal-hal yang dipersiapkan jelang perayaan Imlek antara lain adalah membersihkan altar sembahyang di rumah (Kham) dan altar leluhur (Kong Po), Jing Shen (Kiem Sien), para Shen Ming (Sien Beng) serta Xian Lu (Hio Lo).
Hio Lo itu sendiri merupakan tempat untuk menancapkan dupa. Pokoknya menurut Sofyan, pernak-pernik yang berhubungan dengan Imlek harus dibersihkan, karena sudah menjadi bagian dari tradisi secara turun-temurun. (frangkiwullur)