Tomohon – mencermati mulai maraknya judi togel di Kota Tomohon, ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (1/5/2013), Kepala Bimas Katolik Kemenag Tomohon, Lastiko Runtuwene, SAg,MPd menyatakan dengan tegas bahwa togel harus dihilangkan dan perlu penanganan semua pihak termasuk Kementerian Agama dalam pembinaan-pembinaan keumatan.
Lastiko mengemukakan bahwa judi togel adalah penyakit masyarakat. “Ya namanya penyakit maka harus diobati, dan dihilangkan bahkan harus dihindari,” tegasnya. “Togel di Tomohon disinyalir bandarnya di Tomohon, akan tetapi pemiliknya atau penggerak utama adalah orang dari luar Tomohon,” ujarnya.
Runtuwene memberikan pandangannya tentang judi pada umumnya dan judi togel. “Judi dapat diartikan sebagai usaha mempertaruhkan uang, harta dan kepunyaan untuk melipatgandakannya tanpa bekerja untuk sesuatu yang kemungkinannya kecil,” jelasnya.
“Judi togel meresahkan masyarakat, bahkan menyita perhatian dan waktu dan berdampak pada kualitas perilaku dan kualitas ekonomi masyarakat,” terangnya.
“Bayangkan saja orang harus terjerambab dalam upaya-upaya mitos, misalnya menafsirkan mimpi dan mencari tempat-tempat yang dianggap keramat untuk mendapatkan angka-angka tertentu,” urainya.
“Belum lagi berapa jumlah uang yang dipertaruhkan atau dihambur-hamburkan, yang besar kemungkinannya tidak mendapatkan apa-apa,” ungkap Lastiko.
Lastiko juga mencoba menunjukkan pandangan Alkitab (Kitab Suci Kristiani) tentang judi. Alkitab memperingatkan kita untuk menjauhkan diri dari cinta uang (1 Timotius 6:10; Ibrani 13:5). Alkitab juga menasehati kita untuk menjauhkan diri dari usaha “mendapat kekayaan dengan cepat” (Amsal 13:11; 23:5; Pengkhotbah 5:10). Judi jelas sekali berfokus pada cinta uang dan menggoda orang dengan janji untuk mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah.
“Jelas menurut pandangan Kristiani judi dengan rupa-rupa nama dan bentuk, seperti togel jelas bertentangan dengan iman kristiani, Persoalan untuk menghilangkan judi togel yang marak di Tomohon harus ditangani semua pihak. Pemerintah, aparat keamaan, tokoh masyarakat, tokoh dan lembaga agama dan masyarakat, perlu bahu membahu dengan peranya masing-masing secara bersama menghilangkan penyakit masyarakat ini,” tandasnya . (oke)