Tompaso – Menghiasi rumah dengan pernak-pernik atau ornamen Imlek seperti lampion dengan nuansa warna merah bagi umat Khonghucu sudah merupakan tradisi turun temurun. Begitu juga yang terjadi dengan tempat persemahyangan atau Klenteng.
Seperti yang dilakukan Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulawesi Utara Sofyan Jimmy Yosadi SH, Minggu (22/1/2017) kemarin. Bersama isteri bekerja sama menghiasi lingkungan rumah kediaman di Desa Kamanga Kecamatan Tompaso dengan lampion sebagai tanda kesiapan menyambut Tahun Baru Imlek 2568 Kogzili dengan penuh sukacita.
Lampion yang ada belum semuanya, karena lainnya nanti akan dipasang satu hari jelang perayaan Tahun Baru Imlek. Di altar persembahyangan dalam rumah (Kham) juga turut dihiasi dengan lampion. Tradisi memasang lampion erat kaitannya dengan perayaan Tahun Baru Imlek hingga Cap Goh Meh.
“Lampion adalah atribut budaya Tionghoa yang menandai peralihan tahun dalam penanggalan Kongzili, perhitungan Tahun Baru Imlek berdasarkan kelahiran Nabi Kongzi (Kongcu). Jika tahun kelahiran Zhi Sheng Da Cheng Kongzi lahir pada 551 SM ditambah dengan tahun masehi 2017, maka akan diperoleh angka 2568. Demikianlah perhitungan kalender Imlek,” jelas Yosadi.
Suasana perayaan Tahun Baru Imlek dianggap kurang meriah tanpa kehadiran lampion yang menghiasi sudut-sudut jalan, Klenteng (Miao/Bio), dan rumah-rumah umat Khonghucu dan warga Tionghoa.
Menurut sejarah, tradisi memasang lampion sudah ada di daratan Tiongkok paa era Dinasti Han (206 – 220 SM). Munculnya lampion karena teknik pembuatan keratas pada zaman Cai Lun (Tzai Lun) dan Cai Jingzhong yang hidup di sekitar tahun 105 masa Dinasti Han merupakan penemu kertas.
Bahan pembuat lampion awalnya terbuat dari kertas, selain kulit hewan dan kain. Sejarah Tiongkok (Shungguo) mencatat bahwa pesta pemasangan lampion yang paling semarak salah satunya terjadi saat Dinasti Ming yang dipimpin Kaisar Ming Thay Sy (1358-1399) memasang 7 ribu lampion warna warni di atas sungai Yang Ze.
“Nyala lampion punya makna filosofis. Merah adalah symbol adanya pengharapa bahwa di tahun yang baru akan mendapatkan banyak keberuntungan, berkat serta rezeki berlimpah serta kebahagiaan, juga keharmonisan dalam keluarga. Lampion juga diyakini dapat mengusir kekuatan roh jahat dan menghindarkan penghuni rumah dari ancaman kejahatan,” katanya.
Lampion itu sendiri adalah lampu warna warni yang didiminasi oleh warna merah yang berarti keberanian, kebahagiaan dan keharmonisan. Member penerangan bagi sesame manusia serta lingkungan sekitar. (frangkiwullur)