Tomohon, BeritaManado.com — Pemimpin Kota Tomohon kedepan, harus mengerti dan menjiwai adat budaya.
Hal tersebut penting karena membangun Tomohon tanpa melibatkan adat budaya setempat hanya akan membuat pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat menjadi tidak maksimal.
Demikian rangkuman dari Musyawarah Komunitas Adat Tou Saroinsong yang dilaksanakan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Demokrasi Internasional pada Selasa (15/9/2020) ini dilaksanakan di Kelurahan Tumatangtang Satu, Tomohon.
Para tokoh Adat dan Budaya Tombulu turut menghadiri kegiatan ini, antara lain, Ibrahim Tular, Dr Karel Posumah, Didi Ekel, Matulandi Supit dan Keis Kainde.
Ketua Adat Komunitas Tou Saronsong Ari Palandeng mengungkapkan, 3 pasangan calon (paslon) Wali kota dan Wakil Wali kota Tomohon yang sudah terdaftar sebenarnya diundang untuk menghadiri kegiatan tersebut.
Namun sangat disayangkan, hanya paslon independen, yaitu Robert Pelealu SH MH dan Fransiskus Angelo Sukirman SH MH yang bersedia hadir.
“Kami tetap bersyukur meskipun pasangan calon lainnya tidak hadir, tetapi dengan kehadiran Pak Robert dan Pak Selo atau paslon Rose, berarti menandakan mereka sangat menghargai adat budaya orang Tomohon,” kata Palandeng.
Sementara itu Ketua AMAN Sulawesi Utara, Matulandi Supit SH sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Membangun Tomohon harus disertai dengan adat budaya yang ada. Sebab, upaya peningkatan ekonomi melalui pembangunan pariwisata harus diwarnai pula dengan kebudayaan,” tegasnya.
(***/HardinanSangkoy)