Bitung, Beritamanado.com – Insiden batal tampilnya ratusan siswa SD dan SMP membawakan tarian Maengket di acara pembukaan FPSL 2019 menjadi perhatian DPRD Kota Bitung.
Perhatian itu diberikan dua anggota DPRD Kota Bitung, Habriyanto Achmad dan Indra Wira Ferna Ondang mengingat anak mereka juga menjadi “korban” batal tampilnya tarian Maengket saat pembukaan.
“Kami terus memantau persoalan itu, apalagi anak kami ikut menjadi “korban” padahal sudah siap tampil,” kata Habriyanto dan Indra, Rabu (09/10/2019).
Menurut keduanya, selain insiden tari Maengket, kata kedunya, banyak keluhan warga terkait pelaksanaan FPSL 2019 jadi salah satu indikator.
“Dan kita bisa saja memanggil hearing penyelenggara FPSL. Baik itu panitianya, EOnya maupun perangkat daerah yang terkait. Hearing ini dilaksanakan sebagai bagian dari evaluasi,” katannya.
Baik Habriyanto dan Indra, rencana pemanggilan hearing bukan didasari pemikiran subyektif tapi semata-mata karena tupoksi sebagai wakil rakyat.
“Tugas kami memang mengawasi, kalau ada yang keliru harus diluruskan dan diingatkan. Apalagi FPSL ini menggunakan dana APBD yang disahkan di DPRD,” katanya.
Rencana pemanggilan panitia dan EO FPSL 2019 disuport Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Bitung, Julius Ondang yang menurutnya itu adalah langkah tepat.
“Saya dukung agar nanti ketika di hearing semuanya jadi terbuka dan itu memang kewenangan DPRD jadi harus disupport,” kata Julius.
Julius juga mengaku kesal dengan batal tampilnya ratusan siswa SD dan SMP membawakan tarian Maengket padahal sudah melakukan persiapan selama satu minggu dan sudah stand by di lokasi dari pagi.
“Jika DPRD melakukan hearing, juga untuk meluruskan anggapan sebagian orang yang menganggap Dinas Pendidikan harus bertanggung jawab padahal kami hanya membantu untuk ikut mensukseskan acara pembukaan sesuai permintaan panitia,” katanya.
(abinenobm)