Manado, BeritaManado.com – Sejak Covid-19 melanda Indonesia, Maret 2020, ekonomi di berbagai daerah merosot.
Itu juga terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), dengan pertumbuhan ekonomi terkoreksi minus sekitar 0,8%.
Semua sektor merasakan ganasnya corona.
Namun, bagi Olly Dondokambey dan Steven Kandouw, kondisi itu tidak boleh terjadi lama.
Berbagai kiat dan inovasi dilakukan.
Dan pada semester II tahun 2020, ekonomi di bumi nyiur melambai meningkat tajam hingga 8,4%.
Meskipun sempat turun 3,15% saat varian delta menyerang, namun besaran itu masih di atas nasional.
Ollypun membeberkan strategi pemerintahannya yang berhasil mendongkrak aktifitas ekonomi.
Komitmen memperketat pintu masuk di Bandara Internasional Sam Ratulangi menjadi salah satu faktornya.
Sulut merupakan satu-satunya wilayah yang menerapkan wajib antigen dan PCR bagi tamu luar.
“Dan itu gratis, sehingga pemerintah pusat mempercayakan kita menjadi jalur masuk internasional,” kata Olly saat menerima kunjungan Tim Panja SDGs BKSAP DPR-RI, belum lama ini.
Rupanya, ini menguntungkan bagi pemasukan daerah.
Bukan hanya wisatawan, tenaga kerja asing yang akan pergi ke Morowali dan Maluku Utara harus melalui Sulut.
Nah, ketentuan karantina 10 hari bagi tamu baru, membantu sektor perhotelan.
Meskipun pandemi, hotel-hotel di Manado terisi penuh.
Menurut Olly, sekitar 300-350 tamu asing ke Sulut setiap minggu melalui Bandara Sam Ratulangi.
“350 ini dikali 10 hari karantina. Sangat berdampak positif bagi hotel. Namun tidak semua hotel juga melakukan karantina. Dari 10 kini sudah ada 20 hotel bersyarat,” terang Olly.
Selain itu, bidang primadona yang punya andil besar bagi ekonomi Sulut adalah pertanian.
Yakni sekitar 23%.
Pemprov Sulut sangat memahami itu, sehingga memfasilitasi dan memotivasi warga yang diberhentikan dari pekerjaan untuk ‘pegang tanah’.
Mereka yang di-PHK, diajak bertani.
Pastinya, pemerintah menyediakan bibit, pupuk, hingga membuka infrastruktur jalan di kantong-kantong produksi.
“Hasil perkebunan warga ini kemudian dikirim ke Sulawesi Tengah, Papua dan provinsi tetangga lainnya,” jelas Olly.
Hebatnya, Pemprov tetap memberikan insentif bagi petani yang gagal panen.
“Terlebih bagi yang baru belajar bertani, kita daftarkan ke asuransi. Jadi tidak ada keraguan,” katanya.
Bagi Olly, komitmen penanganan Covid-19 adalah mutlak.
Makanya, semua kebijakan pendukung dilakukan.
Disiplin bermasker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan selalu intens disosialisasikan.
Masyarakat pun teredukasi, sehingga kebiasaan bermasker menjadi gaya hidup baru.
Aktifitas publik di Sulut terpantau ketat dengan prokes.
Warga yang datang ke pusat perbelanjaan modern, tradisional hingga pertemuan tertentu tidak pernah lupa memakai masker.
Bahkan Sulut termasuk wilayah memuaskan dalam progres vaksinasi dengan capaian 70%.
“Bagi kami, kesehatan warga itu utama. Jika masyarakatnya sehat, maka ekonomi di daerah itu pasti bagus,” tegas Olly.
(Alfrits Semen)