Dialog tangkal radikalisme.
Minut, BeritaManado.com – Paham radikalisme yang melahirkan gerakan radikal harus diwaspadai dan dijadikan musuh bersama.
Hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ‘Bakudapa Tokoh Agama Tangkal Radikalisme ‘ yang dihadiri Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Nahdatul Ulama (NU), Pemuda Katolik Minahasa Utara (Minut), Pemerintah Kabupaten Minut, di kantor Camat Kalawat, Kamis (21/3/2019).
“Mari tangkal radikalisme bersama-sama dengan menjaga kebhinekaan yang ada dan bahu-membahu kerja bersama untuk mewujudkan generasi muda yang cerdas dan tidak mudah terpengaruh dengan paham radikal karena radikalisme dapat memecah belah dan merusak tatanan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujar Camat Kalawat Johan Wewengkang SSos MKes didampingi Sekcam Irwanto Senduk, saat membuka kegiatan tersebut.
Sementara itu salah satu pemateri Kasat Bimas Polres Minut AKP Tommy Rimbing menyoroti sikap masyarakat yang masih sering termakan berita tidak benar yang pada akhirnya menimbulkan polemik.
Rimbing mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai berita hoax, bijaksana menggunakan media sosial serta memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan berita bohong terutama berita yang mengarah pada perpecahan Suku, Agama dan Ras (SARA) yang berkembang di masyarakat karena banyak masyarakat di Indonesia yang gagal paham membandingkan antara opini dan fakta.
Camat Kalawat Johan Wewengkang membuka kegiatan.
“Saya ingatkan bagi kita semua masyarakat juga kaula muda agar tidak langsung menanggapi berita berita yang belum jelas atau berita Towo atau berita Hoax, di media sosial sering langsung dishare tanpa di saring dulu info tersebut, jangan gampang terprovokasi apalagi kita akan masuk Pemilu,” kata Rimbing.
Sementara perwakilan Tokoh NU H Sofian Abdul mengharapkan adanya kegiatan ini dapat terbina pemahaman tentang pentingnya harmonisasi sosial di masyarakat sehingga dapat meredusir potensi konflik di masyarakat dan ada peran yang melibatkan tokoh dan pemuda lintas agama dalam menjaga situasi agar tetap kondusif.
Dialog tersebut terbangun apik melalui tanya jawab antara tokoh agama dan mahasiswa Baramuli serta IAIN sebagai peserta dialog.
Hadir pula hadir Sekretaris Kesbangpol Minut Steven Goliat, Martin Mumbunan dari GMKI, dan Agustinus Kalengkongan Tokoh Pemuda Katolik.
Dalam pemaparannya, Kalengkongan menambahkan bahwa salah satu langkah pencegahan timbulnya paham radikal ialah setiap warga negara punya satu kesepahaman berpikir bahwa Indonesia adalah Rumah Perbedaan yang dihuni oleh jutaan perbedaan yang ada baik beda Suku, bahasa, golongan juga agama.
“Maka sebagai anak bangsa yang hidup di tengah masyarakat yang majemuk mari terus menghargai, menghormati dan mencintai perbedaan. Perbedaan inilah yang menjadi aset dan kekayaan Bangsa Indonesia,” tambah Kalengkongan.
(Finda Muhtar)