Bitung – Setiap tahunnya Pemkot selalu menganggarkan untuk perbaikan dan pembangunan drainase. Namun sayangnya, realisasi perbaikan dan pembangunan proyek drainase itu dianggap mubasir dan amburadul karena perencanaan serta pembuatannya tidak sesuai dengan kondisi dilapangan.
Akibatnya, menurut Komisi C DPRD Kota Bitung, banyak proyek drainase yang amburadul dan menimbulkan masalah baru bagi masyarakat ketika terjadi hujan. “Contohnya di wilayah Kakenturan, dulunya sebelum dibangun drainase kami tidak pernah mersakan banjir tapi ketika proyek tersebut dibangun pemukiman jadi terendam air setiap hujan karena perencanaannya yang asal jadi,” jelas salah satu anggota Komisi C, Lukman Djafar, Jumat (17/1/2014) ketika menggelar rapat evaluasi dengan mitra kerja.
Djafar menilai, Pemkot harusnya terlebih dahulu mempelajari kondisi dilapangan sebelum melakukan perencanaan. Mulai dari alur air dan volume air kala hujan agar drainase yang tujuannya sebagai tempat buangan air tidak menjadi bencana bagi warga. “Belum lagi drainase yang tersumbat dengan pasir yang harusnya ada bak control untuk menjaga drainase tetap bersih dari pasir,” katanya.
Hal senada juga dikatakan anggota Komisi C lainnya, Suparman Boy Gumolung. Ia meminta Pemkot jangan hanya tahu mengalokasikan anggaran tapi tidak tahu dalam merealisasikan dilapangan. “Banjir di Kota Bitung pada umunya dikarenakan drainase tak mampu menampung volume air kala hujan nah ini yang harus diperhitungkan Pemkot sebelum membuat perencanaan. Jangan hanya asal mengalokasikan anggaran,” katanya.
Selain itu kata Gumolung, banyak kontraktor yang dipercayakan untuk melakukan pembangunan drainase tidak paham dengan metode pembuatan drainase. Akibatnya, baru satu kali dialiri air drainase sudah jebol dan amburuk karena kontraktor tak paham dengan struktur tangah dan debit serta volume air.
“Malah saya lihat ada pekerjaan drainase yang tidak rampung alias putus ditengah jalan,” katanya.
Sementara itu, Kadis PU Kota Bitung, Max Tambuwun yang hadir dalam rapat evaluasi tersebut menyatakan akan kembali malakukan peninjauan lokasi-lokasi drainase yang dianggap bermasalah. “Kalau masalah ada proyek drainase yang belum selesai itu baru saya tahu karena setiap diakhir tahun saya menerima laporan jika semua proyek fisik selesai termasuk proyek-proyek darainase,” katanya.(abinenobm)