MANADO – Program transportasi Bus Rapid Trans (BRT) Kawanua dari Pemkot Manado tidak dilanjutkan. Armada bus telah dialihkan-funsikan menjadi angkutan sewa dan wisata, sementara sebagian akan diserahkan pengelolaannya kepada Perum DAMRI.
Belasan Shelter (semacam halte) yang dibangun untuk menunjang BRT menjadi mubazir. Beberapa diantaranya dalam kondisi rusak, bahkan Shelter yang berada di Kelurahan Kairagi, menurut pantauan beritamanado, Rabu (10/11), sudah rusak, hampir semua kaca pecah dan berserakan di lantai.
“Sangat disayangkan, Shelter dibangun dengan biaya mahal tapi sudah rusak karena tidak digunakan,” ujar Sully Tanos, warga Kairagi.
Terkait program BRT, warga berharap kedepan setiap kebijakan publik yang dilakukan pemerintah harus melalui kajian matang, sehingga tidak menghambur-hamburkan uang seperti pembangunan Shelter yang mubazir. (JRY)
MANADO – Program transportasi Bus Rapid Trans (BRT) Kawanua dari Pemkot Manado tidak dilanjutkan. Armada bus telah dialihkan-funsikan menjadi angkutan sewa dan wisata, sementara sebagian akan diserahkan pengelolaannya kepada Perum DAMRI.
Belasan Shelter (semacam halte) yang dibangun untuk menunjang BRT menjadi mubazir. Beberapa diantaranya dalam kondisi rusak, bahkan Shelter yang berada di Kelurahan Kairagi, menurut pantauan beritamanado, Rabu (10/11), sudah rusak, hampir semua kaca pecah dan berserakan di lantai.
“Sangat disayangkan, Shelter dibangun dengan biaya mahal tapi sudah rusak karena tidak digunakan,” ujar Sully Tanos, warga Kairagi.
Terkait program BRT, warga berharap kedepan setiap kebijakan publik yang dilakukan pemerintah harus melalui kajian matang, sehingga tidak menghambur-hamburkan uang seperti pembangunan Shelter yang mubazir. (JRY)