BeritaManado.com — Pengamat politik Rocky Gerung mengaku heran dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendekati pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Menurut Rocky, langkah Sandiaga bergabung PPP mengindikasikan ada sebuah kekacauan pada diri Menparekraf itu.
Selain itu Sandiaga masuk ke dalam partai politik konstituen Islam.
“Dari awal kita deteksi, ngapain si Sandi pergi ke PPP, itu udah agak kacau itu, karena sinyal pertama adalah PPP didesain untuk konstituen Islam,” kata Rocky, melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, Jumat (11/8/2023).
Sandiaga, ujar Rocky, diterima oleh PPP bukan karena latar belakang agama yang sama-sama Islam tetapi lebih kepada kemampuan finansialnya sebagai seorang pengusaha.
“Tetapi yang menonjol pada Sandi bukan karena keislamannya secara sosiologis tetapi karena keuangannya, jadi kemampuan modalnya tuh,” tuturnya.
“Lalu PPP melihat peluang itu sodorkan Sandi pada PDIP karena PDIP perlu uang, kira-kira begitu,” ujarnya.
Menurut mantan dosen Universitas Indonesia itu, Sandiaga juga memiliki ambisi ikut serta lagi dalam pilpres mendatang.
“Sandi punya semacam ambisi bahwa dia harus punya kendaraan politik karena Sandi udah pernah ketagihan politik ya sejak 2014 lah kira-kira begitu,” lanjut dia.
Dosen Ilmu Filsafat itu menduga akan terjadi kekacauan jika PDIP menerima tawaran PPP menjadikan Sandiaga menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo akan menciptakan kekacauan ideologi dalam tubuh PDIP.
“Kalau itu terjadi akan jadi kekacauan ideologis karena Sandi tidak datang dari perspektif Soekarnoisme, Sandi adalah seorang neoliberal,” jelas Rocky.
“Kalau Sandi jadi wakil presiden misalnya, pasti tidak akan mengadopsi seluruh pikiran Bung Karno karena Bung Karno itu justru antikapitalisme, sementara Sandi ada di wilayah promosi kapital,” pungkasnya.
(Alfrits Semen)