Manado, BeritaManado.com – Video viral ambruknya plafon ruang kelas di SMKN 1 Bolaang Desa Langagon Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), membuat miris publik Sulawesi Utara.
Proyek pembangunan ruang kelas yang diduga asal jadi tersebut, mengancam nyawa para siswa dan guru yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Informasi yang diperoleh BeritaManado.com, peristiwa naas ini terjadi Kamis (11/9/2023) sekitar pukul 11.00 Wita.
Saat proses belajar tengah berlangsung, plafon ruang kelas yang baru dibangun itu tiba-tiba ambruk dan mengenai 15 siswa di bawahnya.
Akibat peristiwa itu, satu siswa mengalami luka robek di bagian kepala sehingga langsung dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan medis.
Terinformasi ruangan kelas ini, merupakan satu dari tiga bangunan yang dibangun tiga bulan yang lalu, dengan anggaran sekitar Rp300 juta.
Peristiwa ini menuai reaksi keras dari Anggota DPRD Sulut, James Tuuk.
Ia meminta Polda Sulut segera melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kasus ambruknya plafon ruang kelas yang baru dibangun di SMKN 1 Bolaang.
“Sebagai anggota DPRD Sulut, saya minta Kapolda menindak semua yang terlibat. APH harus memulai pemeriksaan dari kepala sekolah, Kadis Pendidikan Sulut Femmy Suluh dan kontraktornya,” tegas James Tuuk, kepada BeritaManado.com, Rabu (20/9/2023).
Legislator perwakilan Bolaang Mongondow Raya (BMR) itu secara tegas menyampaikan bahwa ambruknya plafon ruang kelas merupakan insiden memalukan dalam dunia pendidikan di Provinsi Sulut.
“Pekerjaan ini harus disikapi secara serius oleh aparat kepolisian. Insiden ini hampir merenggut nyawa generasi kita, jadi jangan main-main,” tegasnya.
Lanjut Tuuk, kejadian di SMKN 1 Bolaang, merusak nama baik baik pemerintahan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) juga lembaga DPRD Sulut.
“Harusnya sekolah menjadi wilayah aman bagi anak didik kita. Akan tetapi peristiwa ambruknya plafon kelas membuktilan sekolah bukan lagi menjadi wilayah yang aman tetapi justrus menjadi wilayah tidak aman bahwa dapat membunuh anak-anak kita,” kritik James Tuuk.
(Finda Muhtar)