BOROKO, BeritaManado.com – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2020 di Sulawesi Utara (Sulut) memasuki tahapan kampanye. Satu persatu para Pasangan Calon (Paslon) mulai Action (tindakan, red) dilapangan guna mencuri simpatisan masyarakat.
Tak terkecuali, Paslon nomor urut satu Cristina Eugenia Paruntu dan Salim Sehan Landjar (CEP-SSL) yang melaksanakan kampanye perdananya di Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolmong Utara (Bolmut) Kamis kemarin.
Kampanye dilaksanakan dengan protokol kesehatan Covid-19 itu dihadiri beberapa tokoh politik asal Bolaang Mongondow Raya (BMR) seperti Jelantik Mokodompit, Jainudin Damopolii, Syahrial Damopolii, dan Calon Wakil Gubernur, Salim Sehan Landjar.
“Pasangan CEP-SSL merupakan pasangan paripurna berbeda dengan Paslon lain pada Pilgub Sulut tahun ini,” kata ketua tim pemenang CEP-SSL Bolmut, Saipul Ambarak dalam orasi politiknya.
Menurut Saipul Ambarak yang juga menjabat Waket DPRD Bolmut itu, kedua pasangan nomor urut satu CEP-SSL tersebut sudah mewakili suku, CEP Minahasa dan SSL BMR.
“Ibu Cristina atau akrab disapa Tetty ini merupakan Cagub yang berasal dari Minahasa bagian Selatan yang saat ini masih menjabat Bupati, sedangkan Calon Wagubnya pak Sehan adalah satu-satunya putra terbaik asal BMR dan saat ini masih menjabat Bupati di Kabupaten Boltim,” jelasnya
Lanjutnya, sehingga pantas bagi masyarakat Bolmut untuk mendukung pasangan Cagub nomor urut satu ini.
Lebih jauh, Ambarak merupakan kader terbaik Golkar ini menyinggung soal sistem bagi-bagi kekuasaan layaknya film kerajaan Majapahit.
“Sistem bagi-bagi kekuasaan yang dimainkan saat ini seperti legenda kerajaan Majapahit yang dimainkan oleh Ra Kuti yang hanya memberikan kekuasaan kepada mereka yang mengabdi terhadap sosok Ra Kuti,” ungkapnya
“Sehingga hanya sebagian orang saja yang dapat menikmati. Apabila CEP-SSL terpilih nanti akan merubah pola seperti itu dengan melakukan pemerataan di Sulut nantinya,” tambahnya.
Sementara itu, Syahrial Damopolii dalam orasinya mengatakan, bahwa pasangan CEP-SSL ini merupakan pasangan Bhinneka Tunggal Ika, karena diwakili oleh wanita dan pria, Agama Kristen dan Islam juga dari suku yang berbeda yakni Suku Minahasa dan BMR.
(Nofriandi Van Gobel)