Kawangkoan, BeritaManado.com — Tak banyak yang mengetahui, khususnya kalangan remaja, bahwa tanggal 14 Februari setiap tahun ada peristiwa penting yang selayaknya dikenang.
Kebanyakan dari para remaja atau anak muda hanya memfokuskan konsentrasi pada tradisi bagi-bagi coklat dengan teman-temannya pada Hari Kasih Sayang atau lazim disebut Valentine Day.
Tidak ada yang salah dengan merayakan Valentine Day, namun pada saat yang sama pula alangkah baiknya momentum heroik Tou Minahasa yang dikenal dengan Peristiwa Merah Putih itu juga mendapatkan perhatian yang sama.
Dari penelurusan catatan secaran dari beberapa narasumber, didapati bahwa Peristiwa Merah Putih yang terjadi di wilayah Kelurahan Teling saat ini terjadi tepat pada 14 Februari 1946.
Keberanian para pejuang asal Minahasa ini merupakan perlawanan rakyat Sulawesi Utara pada umumnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
Aksi heroik yang ditunjukkan mirip seperti yang terjadi di Surabaya yang pada akhirnya dikenang sebagai Hari Pahlawan pada setiap tanggal 10 November.
Salah satu tokoh Kawangkoan Tenni Assa, kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa keberanian sejumlah pejuang asal Minahasa dengan merobek kain berwarna biru dari bendera Belanda adalah bukti perjuangannya.
Pada akhirnya bendera Belanda yang terdiri dari warna merah, putih dan biru tinggal menyisahkan dua warna saja yaitu merah putih dan dikibarkan di atas gedung markas Belanda waktu itu.
Tenni Assa menuturkan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh sejumlah Tou Minahasa tidak lebih hanya untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan oleh dua tokoh sentral kemerdekaan yaitu Ir Soekarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945.
Stefen Supit, tokoh masyarakat Kawangkoan lainnya menyebutkan bahwa terobosan Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk mengusulkan Manado sebagai Kota Pejuang adalah langkah brilian mengangkat kembali nilai-nilai perjuangan Tou Minahasa di bumi nyiur melambai ini.
“Saya mendukung rencana Gubernur Olly Dondokambey. Jika hal itu terwujud, maka itu artinya anak-anak muda kita akan disajikan suatu pengetahuan tentang sejarah masa lalu yang harus selalu dikenang. Jadi baik Peristiwa Merah Putih maupun Valentine Day, keduanya bisa dirayakan,” ujarnya.
(Frangki Wullur)
Kawangkoan, BeritaManado.com — Tak banyak yang mengetahui, khususnya kalangan remaja, bahwa tanggal 14 Februari setiap tahun ada peristiwa penting yang selayaknya dikenang.
Kebanyakan dari para remaja atau anak muda hanya memfokuskan konsentrasi pada tradisi bagi-bagi coklat dengan teman-temannya pada Hari Kasih Sayang atau lazim disebut Valentine Day.
Tidak ada yang salah dengan merayakan Valentine Day, namun pada saat yang sama pula alangkah baiknya momentum heroik Tou Minahasa yang dikenal dengan Peristiwa Merah Putih itu juga mendapatkan perhatian yang sama.
Dari penelurusan catatan secaran dari beberapa narasumber, didapati bahwa Peristiwa Merah Putih yang terjadi di wilayah Kelurahan Teling saat ini terjadi tepat pada 14 Februari 1946.
Keberanian para pejuang asal Minahasa ini merupakan perlawanan rakyat Sulawesi Utara pada umumnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
Aksi heroik yang ditunjukkan mirip seperti yang terjadi di Surabaya yang pada akhirnya dikenang sebagai Hari Pahlawan pada setiap tanggal 10 November.
Salah satu tokoh Kawangkoan Tenni Assa, kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa keberanian sejumlah pejuang asal Minahasa dengan merobek kain berwarna biru dari bendera Belanda adalah bukti perjuangannya.
Pada akhirnya bendera Belanda yang terdiri dari warna merah, putih dan biru tinggal menyisahkan dua warna saja yaitu merah putih dan dikibarkan di atas gedung markas Belanda waktu itu.
Tenni Assa menuturkan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh sejumlah Tou Minahasa tidak lebih hanya untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan oleh dua tokoh sentral kemerdekaan yaitu Ir Soekarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945.
Stefen Supit, tokoh masyarakat Kawangkoan lainnya menyebutkan bahwa terobosan Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk mengusulkan Manado sebagai Kota Pejuang adalah langkah brilian mengangkat kembali nilai-nilai perjuangan Tou Minahasa di bumi nyiur melambai ini.
“Saya mendukung rencana Gubernur Olly Dondokambey. Jika hal itu terwujud, maka itu artinya anak-anak muda kita akan disajikan suatu pengetahuan tentang sejarah masa lalu yang harus selalu dikenang. Jadi baik Peristiwa Merah Putih maupun Valentine Day, keduanya bisa dirayakan,” ujarnya.
(Frangki Wullur)