Manado, BeritaManado.com — Kehidupan normal baru pasca keputusan berdampingan dengan COVID-19 harus siap diterima semua pihak.
Semua aspek berdampak harus segera menyesuaikan diri agar tidak tergerus dan menghilang.
Sektor ekonomi harus segera berjalan normal lagi walau dengan perilaku konsumen yang sudah berbeda.
“Perilaku konsumen berubah misalnya kita yang biasanya pergi ke restoran namun sekarang lewat gawai masing-masing, tinggal klik selesai,” ujar Dr Frederik Gerard Worang, Jumat (24/5/2020).
Walau sebelumnya perilaku konsumen sudah ada yang seperti itu namun di tengah pandemi ini semakin meningkat mereka yang melakukannya.
“Makanya jika nanti, walau lebih baik tidak, diberlakukan pembatasan sosial berskala besar yang kita kenal dengan PSBB itu, akan lebih membuat meningkat lagi karena kita dibatasi tidak bisa mengunjungi tempat-tempat seperti itu,” ujar pengamat Ekonomi ini saat perbincangan santai lewat telepon.
Frederik Gerard Worang menegaskan perekonomian harus tetap berjalan walau memang ada yang turun drastis pendapatannya.
“Misalnya kita tidak keluar sehingga kendaraan tidak ada yang digunakan, bahan bakar minyak (BBM) tidak laku maka harga jatuh, perusahaan besar seperti Shell dan Pertamina merugi di sektor hulu, mereka sudah produksi minyak tidak ada yang beli jika PSBB diberlakukan semua daerah,” ujarnya.
Walau saat ini harga Indonesia belum turun namun Pertamina sebagai penguasa BBM sudah kena dampaknya karena harga minyak dunia turun.
“Harga minyak di luar Indonesia turun sesuai harga minyak dunia, penyebabnya karena berapa lama banyak negara berlakukan karantina itu sehingga tidak ada kendaraan yang jalan, pesawat juga tidak ada yang beroperasi dan banyak hal lainnya yang menyebabkannya,” ujarnya.
“Seharusnya harga minyak di Indonesia mengikuti pasar mungkin saja pertamina ada kontrak jadi harus selesaikan periode waktunya,” tambahnya.
Ia menjelaskan tidak turunnya harga minyak Indonesia bukan karena ingin mengembalikan kas negara yang terkuras di pandemi ini.
“Tidak juga, negara kita saat ini menerapkan sistem net import tidak ada lagi import yang lebih besar dari eksport, harus seimbang keduanya,” ungkapnya.
Ia menegaskan semuah pihak harus menerima perubahan ini dan harus menyesuaikan diri.
“Konsumen dan pelaku usaha harus menaati peraturan kesehatan agar tidak ada yang harus dikorbankan, salah jika kita berpikir mau pilih mana ekonomi atau kesehatan keduanya harus jalan bersama, perekonomian harus tetap jalan dengan pengunaan protokol kesehatan, lebih baik jalan pelan dari pada tidak sama sekali,” tegas Komisaris Bank SulutGo ini.
(Dedy Manlesu)