Minut, BeritaManado.com – Penolakan masyarakat terhadap pemakaman pasien COVID-19 masih saja terjadi di Kabupaten Minahasa Utara.
Setelah masyarakat Kecamatan Wori melakukan demo menolak penetapan Tempat Pemakaman Umum (TPU) pasien COVID-19 di Desa Ilo-Ilo, Senin (18/5/2020) dini hari, sejumlah besar masyarakat Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi juga menolak pemakaman seorang warga berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dari video yang beredar luas, puluhan masyarakat menghadang mobil kedatangan jenazah pasien COVID-19 yang dikawal mobil patroli.
Massa tampak berteriak menolak kedatangan jenazah sambil melontarkan kalimat provokatif.
“Bakar.. bakar.. bawah itu panyaki (penyakit, red)” teriak warga.
Hukum Tua Desa Sawangan Stendry Wangke ketika dikonfirmasi BeritaManado.com, tidak membantah adanya aksi masa tersebut.
Stendry menjelaskan, sejak Minggu (17/5/2020) sekitar pukul 19.00 Wita, pihaknya sudah mendapat kabar ada PDP berinizial V telah meninggal dunia dan akan dimakamkan di Sawangan.
Mendengar info itu, Stendry mengumpulkan perangkat desa dan sejumlah masyarakat untuk menyiapkan lubang kubur jenazah.
“Malam itu (Minggu (17/5/2020) kami selesai menggali kubur sebelum jam sepuluh. Ada lima warga yang sukarela akan memakamkan jenazah. Proses penggalian dipantau langsung Danramil dan Kapolsek Airmadidi, tapi saat jenazah akan datang, tiba-tiba sudah berkumpul massa menolak kedatangan mobil jenazah,” kata Stendry, Selasa (19/5/2020).
Stendry mengaku, upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat sudah dilakukan, namun gagal.
Disisi lain, almarhum V diketahui telah dua tahun tidak tinggal di Desa Sawangan, pasca kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan almarhum.
“Sejak awal saya tidak menolak, malah pemerintah desa sudah memfasilitasi untuk penguburan. Tapi memang kasus ini cukup dilematis karena pasien ini punya masalah dengan masyarakat disini. Melihat situasi sudah semakin kacau dan mencegah agar jangan terjadi masalah lebih besar, akhirnya diputuskan agar jenazah tidak dimakamkan di Desa Sawangan,” kata Stendry.
Diketahui setelah gagal dimakamkan di Desa Sawangan, jenazah kemudian dimakamkan di pekuburan warga di Kelurahan Airmadidi Atas.
Stendry berharap kejadian seperti ini kedepan tidak terjadi lagi.
“Melihat kondisi seperti malam itu, maka kami pemerintah desa akan semakin banyak mensosialisasikan terkait COVID-19 agar lebih dipahami masyarakat,” kata Stendry.
(Finda Muhtar)