Manado – Berita pengusiran dan penolakan terhadap pengurus Ikatan Nyong Nona Manado (INNM) oleh Kadisparbud (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) Manado Hendrik Warokka mengundang kecaman.
Ketua Umum IKatan Nyong Nona Manado dr. Viena Mengko, M. Kes sangat menyesalkan sikap arogansi Warokka.
“Menurut saya harusnya bila ada masalah personal dengan beberapa orang baiknya diselesaikan personal tidak membawa organisasi secara keseluruhan, apalagi dengan menolak INNM dalam Pemilihan Nyong Nona Manado 2016,” tegas Mengko.
Sementara otu, akademisi Unsrat Stefan Obadja Voges, SH, MH selaku anggota MPO dan pernah memimpin INNM selama dua periode ini juga sangat menyayangkan sikap Kadisparbud Manado tersebut.
Voges menganggap hal ini sebagai sikap arogansi yang tidak layak ditunjukkan sebagai abdi masyarakat.
“Sikap ini tidak mencerminkan pemerintahan yang cerdas dan hebat sehingga dapat berimbas negatif bagi pemkot,” kritik Voges.
Hal yang sama juga dikritisi dr Albert Pongoh, yang juga sangat menyayangkan sikap Kepala Dinas yang dianggap tidak profesional.
“Kadis bersikap seolah-olah bukan pemimpin. Karena tidak brani secara gentelmen menghadapi masalah. Karena seorang pemimpin yang baik setidaknya memberi contoh keteladanan memimpin yang baik. Bukan justru memecah belah INNM,” ungkapinya.
Henro Kawatak, ST sebagai anggota MPO INNM bependapat. Ketua Purna Paskibraka Indonesia Sulawesi Utara mengatakan tindakan Kadisparbud tersebut dinilai sebagai sifat arogansi pejabat.
“Disparbud dalam hal ini pak Kadis tidak menghargai kemitraan Ikatan Nyong Nona Manado yang selama ini sudah terjalin baik dengan Pemerintah kota manado, sikap pak kadis yang mengusir pengurus INNM saat seleksi beberapa waktu lalu kami anggap telah menghina organisasi,”kunci Kawatak yang dan menyarankan sebaiknya pelaksanaan PNNM 2016 tidak dilakukan selama bulan Ramadhan.
Sementara itu, Hendrik Warokka sendiri belum berhasil dikoonfirmasi terkait kejadian pengusiran tersebut. (leriandokambey)