Kotamobagu – Sejak kemunculan Zumi & Dua Lentera, Braga, Mitty Zasia, Sun Band, dan Zumi Paputungan di kancah musik indie lokal, perkembangan musik indie Bolmong Raya (BMR) belakangan ini menarik atensi banyak kalangan, hingga membuat beberapa pihak turut berkomentar.
Salah satunya, adalah Yudi jenggot. Pria yang merupakan salah seorang pengamat musik indie di kotamobagu ini mengatakan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang positif.
“Tentu itu sebuah hal yang positif. Indie itu kalau kita kembalikan ke dasar katanya adalah independen, nah beberapa orang menjadikan ini sebagai wadah yang tepat, untuk tetap konsisten membuat karya sesuai prinsip mereka tanpa intervensi selera pasar yang diwadahi oleh major label, tapi memang ada beberapa pergeseran dimana beberapa orang menjadikan indie sebagai batu loncatan ke major label, karena alasan finansial atau mereka merasa jalur indie jangkauannya terlalu sempit, agar karya mereka bisa didengar oleh lebih banyak orang jika bergabung dengan major,” ujarnya.
Dirinya pun memberikan beberapa saran kepada para pelaku musik indie, agar menetapkan tujuan sejak awal apakah tetap berada di jalur indie atau ke major label.
“Konsekuensinya jika di major label adalah secara finansial bisa berlebih tapi secara prinsip mudah diintervensi selera pasar, jika berada di jalur indie karena memiliki sesuatu yang ingin disampaikan lewat musik yang tidak mungkin diwadahi oleh major label karena tidak memiliki pasar yang banyak, resikonya lahan musik ini tidak bisa dijadikan gantungan finansial hanya sebatas tempat untuk berekspresi dan berkarya,” tambahnya.
Dirinya mengambil contoh karya salah satu musisi indie di kotamobagu yakni band zumi & dua lentera sebagai perbandingan. “Saya ambil contoh band zumi & dua lentera, jenis musik seperti yang diusung zumi bukan jenis musik yang bebas dinikmati oleh semua kalangan, jenis musik yang warnanya serupa dengan band pandai besi, figura renata atau the trees and the wild bukan jenis musik yang memiliki pasar yang luas, buktinya band-band pendahulu yang saya sebutkan diatas tidak banyak yang tahu di indonesia, meskipun di dunia indie mereka sudah sangat besar bahkan sekelas the trees and the wild sudah sampai manggung di malaysia,” ujarnya memberikan contoh. (Fzp)