Airmadidi – Adanya masalah PT. Sino Road dan PT. Hutama Karya (HK) sebagai pelaksana proyek tol Manado-Bitung dengan para karyawan dari tiga subkon yakni PT. AWP, PT. BCI, dan CV Aurelio, membuat Jack Sumerar, selaku pengamat ekonomi dan pembangunan Sulut angkat bicara.
“Kami mengetahui dari media kalau tak ada data ukur yang diberikan ke subkon di lapangan dan gambar yang kemudian berubah-ubah. Ini ibarat melukis tanpa kanvas. Jika seperti itu pengerjaannya, maka bisa bermasalah di kemudian hari. Kementerian Pekerjaan Umum harus turun tangan melihat pelaksanaan proyek ini,” kata Jack Sumerar kepada awak media di Manado, Rabu (4/10/2017) pagi.
Pernyataan dari Jack Sumerar, sebelumnya sudah dibeberkan tiga subkon dalam pertemuan dengan pimpinan PT Sino Road-HK, Senin (2/4/2017).
Pertemuan yang dimediasi Kapolsek Airmadidi, AKP Edi Susanto, mereka menyebut ada perubahan gambar yang tidak disampaikan. Perubahan itu baru diketahui saat subkon hendak menagih pembayaran.
“Yang mengherankan kontrak kami berakhir Juni, lalu penagihan disesuaikan gambar,” ujar Yudi dari CV Aurelio.
Perubahan gambar itu sangat merugikan subkon. Terkesan jika kontraktor utama ingin mengakali tenaga kerja di lapangan.
“Misalnya selisih 20 cm saja sudah bermasalah, apalagi kalau lebih. Kami beberapa kali menyampaikan keluhan, tapi tidak ditanggapi,” kata Wely dari PT AWP.
Subkon juga merasa aneh karena mereka tak pernah diperlihatkan data ukur.
“Data ukur yang kami minta itu sampai saat ini tak pernah ada,” ujar perwakilan PT BCI, Romi.
Mereka juga menyampaikan kekesalan karena pimpinan PT HK, Rajez sulit ditemui. Beberapa kali pertemuan dengan PT Sino Road-HK, Rajez hanya diwakili salah satu manajer atau saf HK.
“Kok setiap kali rapat, Pak Rajez tak ada. Apa lebih banyak berkantor di luar? Sementara keputusan itu ada di tangannya,” ucap Wely.
Pengusaha berbadan tegap ini menyebut pertemuan kerap tak bisa menghasilkan keputusan atau kesepakatan karena Rajez tak ada.
“Perwakilan Hutama Karya selalu beralibi tak bisa mengambil keputusan, menunggu petunjuk dari atasan, dalam hal ini Pak Rajez,” kata Wely. (Anes Tumengkol)