Bitung, BeritaManado.com – Naskah Pengadilan Aturan sukses dipentaskan Sanggar Tangkasi selama dua hari berturut-turut di Gedung Kesenian Kota Bitung.
Naskah yang diangkat dari buku Selendang Sutra Jingga, Kumpulan Drama 2017 karya Leonardo Axel Galatang ini dipentaskan tanggal 1 dan 2 April 2022 berhasil menyedot ratusan penonton dari berbagai kalangan.
Menurut Produsen Pangadilan Aturan, Jaladri Junius Bawotong, 600 tiket yang disiapkan untuk dua hari pementasan, ludes terjual sehari sebelum pementasan.
“Tiket yang disiapkan kita bagi dua, yakni 300 untuk hari pertama dan sisaya untuk hari kedua dan semuanya habis terjual,” kata Jaladri, Minggu (3/4/2022).
Tidak hanya tiket yang habis terjual, saat pementasan kata Jaladri, sejumlah penonton yang tidak kebagian tiket pertujukan tetap dilayani mengingat animo untuk menyaksikan pertujukan itu.
“Kami bersyukur dan tidak menyangka sambutan masyarakat terhadap pementasan Pengadilan Aturan begitu tinggi, padahal naskah ini sudah pernah dipentaskan tahun 2017 lalu tapi tetap mendapat sambutan luar biasa,” katanya.
Dirinyapun atas nama sanggar dan seluruh pemain Pengadilan Aturan menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Kota Bitung serta pihak yang telah membantu selama proses pementasan.
“Animo masyarakat ini menjadi motivasi bagi kami untuk menampilkan naskah lain di panggung pertunjukan,” katanya.
Naskah Pengadilan Aturan sendiri adalah hayalan sang penulis, Axel yang memimpikan dan mengharapkan adanya sosok hakim yang memang idealnya sebagai hakim.
“Saya rasa ini bukan hanya impian saya pribadi. Tapi semua orang, terutama masyarakat yang menginginkan punya hakim yang betul-betul menjalankan tugasnya sesuai aturan tanpa tergiur dengan hal lain,” kata Axel beberapa waktu lalu.
Juga kata dia, saat ini terlalu banyak aturan terutama aturan yang membelenggu manusia, membatasi kebebasan berkreasi yang harusnya menjadi tugas seorang hakim untuk menghilangkan aturan-aturan itu.
“Kita menginginkan sosok hakim yang ada di Mahkama Konstitusi atau MK memangkas aturan-aturan yang membelenggu manusia. Dan keiinginan itu saya tuangkan dalam naskah Pengadilan Aturan,” katanya.
(abinenobm)