Ratahan, BeritaManado.com — Dinas Pendidikan Minahasa Tenggara (Mitra) menggelar Sosialisasi Pendidikan Keluarga Formal dan Informal, di resto Tombatu, Rabu (13/11/2019).
Sekretaris Daerah (Sekda) Mitra Robby Ngongoloy kala membuka kegiatan mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk menunjang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dimana dalam pengembangannya harus di mulai sejak usia dini sehingga fondasi pendidikan dimulai dari lingkungan yang kecil, yakni keluarga.
Menurutnya, keluarga merupakan bagian yang sangat penting dalam pendidikan, terutama dalam membentuk karakter anak.
“Keluarga mempunyai peran vital dalam dunia pendidikan karena di lingkungan kecil inilah seorang anak mengawali pendidikannya. Dalam hal ini, peran orang tua dalam pendidikan tidak bisa dikesampingkan,” ungkap Robby Ngongoloy.
Lanjut dikatakannya, dengan kontrol dari para orang tua kepada anak dalam pendidikan di dalam keluarga, diyakini dapat menjadi kunci keberhasilan anak di masa depan.
“Disinilah peran PKK sangat dibutuhkan untuk membantu dalam pendidikan informal maupun formal. Lihatlah kondisi di lapangan dan buatlah program yang bisa berdampak untuk dunia pendidikan,” tukas Robby Ngongoloy.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Mitra Ascke Benu, melalui Kabid Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Mitra Yovita Sualang menambahkan, keberhasilan pendidikan formal atau pendidikan sekolah bergantung dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga.
“Pendidikan ini adalah fundamen atau dasar bagi pendidikan selanjutnya. Hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga sangat menentukan pendidikan anak, baik di sekolah maupun dalam masyarakat,” ujar Yovita Sualang.
Menurutnya, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan menjadi lingkungan awal pendidikan anak berasal.
Peran pendidikan keluarga atau pendidikan informal dalam sistem pendidikan nasional memiliki nilai yang sama dengan pendidikan formal, namun berbeda dalam pelaksanaannya.
“Pendidikan formal juga dilaksanakan oleh guru sebagai pembimbing, pengajar, dan pelatih dengan sistem terbuka atau tatap muka di kelas. Sedangkan dalam pendidikan keluarga, sistem tatap mukanya tidak secara kaku dilaksanakan karena dilakukan dalam suasana kekeluargaan,” tandas Yovita Sualang.
Ditambahkannya, saat ini antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dengan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bekerjasama dalam hal pendidikan, pembinaan, dan pemberdayaan keluarga.
“Ini demi meningkatkan kualitas pendidikan keluarga formal dan non formal. Saat ini Dinas Pendidikan melalui Bidang PAUD dan Dikmas menyelenggarakan kegiatan yang diikuti oleh 135 TP-PKK Desa, 9 Kalurahan, dan 12 Kecamatan, dan 20 pengurus PKK Kabupaten,” pungkasnya.
(Jenly Wenur)