Amurang – Pasca di pangkasnya pohon jenis terang besi dan mahoni yang ada di ruas jalan Trans Sulawesi tepatnya dari arah Tumpaan sampai Lopana oleh Pemkab Minsel, lantaran ada proyek pelebaran jalan. Warga pun mendesak agar kiranya pemkab Minsel bertanggung jawab, dan segera melakukan Konservasi kembali di sepanjang jalur tersebut.
Menurut warga semenjak pohon-pohon tersebut dipangkas membuat para pengguna jalan merasa tidak nyaman saat melintasi jalur tersebut karena suhu udara semakin panas.
“Pohon adalah pelindung kita dari terik sinar matahari, debu, gas berbahaya, dan meredam suara, sehingga pemkab harus segera melakukan penghijauan kembali. Agar suhu udara yang ada dijalur tersebut kembali ternetralisir. ” kata Yafet Rumondor, warga Popentolen sembari menambahkan kalau tidak dilakukan penghijauan kembali akan menimbulkan efek buruk bagi kehidupan masyarakat.
“Kalau itu dibiarkan tanpa ada konservasi kembali, pasti penyerapan gas-gas yang menyebabkan efek rumah kaca terutama CO2 serta memproduksi O2 yang dibutuhkan tubuh kita untuk melakukan metabolisme semakin kurang. Dan itu membahayakan kehidupan masyarakat sekitar,” jelas salah satu pendiri organisasi pecinta alam ini.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Minsel, Tetty Paruntu melalui Juru bicara Pemkab Minsel, Alvons Sumenge SSTP, kepada BeritaManado.com, Kamis (15/8), mengatakan Pemkab Minsel melalui Dinas Kehutanan sudah memprogamkan untuk melakukan penghijauan kembali.
“Pemkab Minsel akan melakukan penghijauan kembali disepanjang jalur tersebut, dan dalam waktu dekat ini program tersebut akan dijalankan. Dengan posisi jarak tanam 1 meter dari trotoar untuk jalur tumpaan, dan 1.5 meter jarak tanam dari trotoar untuk jalur yang ada di jembatan depan pengadilan negeria (PN). Dan tidak berada di bawah kabel tiang listrik ,” terang Sumenge.
Sumenge pun menambahkan, bahwa program tersebut juga dikaitkan dengan pencanangan “Amurang menuju Adipura 2014”, oleh ibu Bupati Minsel Tetty Paruntu beberapa waktu lalu. (van)