Amurang—Pejuang Minsel merasa kecewa dengan Panitia Hari Jadi ke-10. Pasalnya, banyak yang tidak mendapat undangan resmi. Padahal, tahun-tahun sebelumnya para pejuang mendapat undangan dan duduk di kursi paling depan di DPRD Minsel. Pelak saja, para pejuang merasa kecewa dan mengancam akan memboikot pelaksanaan Sidang Paripurna DPRD digelar Jumat, 1 Februari 2013.
Dari informasi yang dihimpun media ini, para pejuang kecewa dengan Ketua Harian Panitia Ir Farry Liwe. Bahkan, beberapa pejuang mendatangi Pemkab Minsel dan bertanya soal kesiapan pelaksanaan Sidang Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-10 Minsel. Namun, kekecewaan mendalam saat dilontarkan pak Liwe.
‘’Kami kecewa berat dengan pak Liwe. Dia itu memang orang Minsel. Tetapi, dia tidak berjuang dengan Minsel. Tetapi, setelah Minsel jadi, dia justru seakan-akan yang melakukan penghadangan bagi kami para pejuang. Maka dari itu, kami berencana akan memboikot pelaksanaan Sidang Paripurna DPRD Minsel,’’ kata sejumlah pejuang yang meminta namanya tak ditulis.
Menurut mereka, jelas mereka merasa dianaktirikan. Padahal, kalau bukan pejuang apakah Minsel bisa dimekarkan. ‘’Ingat, kalau bukan kami yang berjuang belum tentu Minsel akan dimekarkan. Namun, justru oknum pejabat yang ada di Minsel seakan-akan ingin menghalang-halangi budi baik kami. Memang, kami hanya pejuang yang tidak memiliki apa-apa. Bahkan, kami disebut pengemis di Pemkab Minsel,’’ sebutnya. (and)
Amurang—Pejuang Minsel merasa kecewa dengan Panitia Hari Jadi ke-10. Pasalnya, banyak yang tidak mendapat undangan resmi. Padahal, tahun-tahun sebelumnya para pejuang mendapat undangan dan duduk di kursi paling depan di DPRD Minsel. Pelak saja, para pejuang merasa kecewa dan mengancam akan memboikot pelaksanaan Sidang Paripurna DPRD digelar Jumat, 1 Februari 2013.
Dari informasi yang dihimpun media ini, para pejuang kecewa dengan Ketua Harian Panitia Ir Farry Liwe. Bahkan, beberapa pejuang mendatangi Pemkab Minsel dan bertanya soal kesiapan pelaksanaan Sidang Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-10 Minsel. Namun, kekecewaan mendalam saat dilontarkan pak Liwe.
‘’Kami kecewa berat dengan pak Liwe. Dia itu memang orang Minsel. Tetapi, dia tidak berjuang dengan Minsel. Tetapi, setelah Minsel jadi, dia justru seakan-akan yang melakukan penghadangan bagi kami para pejuang. Maka dari itu, kami berencana akan memboikot pelaksanaan Sidang Paripurna DPRD Minsel,’’ kata sejumlah pejuang yang meminta namanya tak ditulis.
Menurut mereka, jelas mereka merasa dianaktirikan. Padahal, kalau bukan pejuang apakah Minsel bisa dimekarkan. ‘’Ingat, kalau bukan kami yang berjuang belum tentu Minsel akan dimekarkan. Namun, justru oknum pejabat yang ada di Minsel seakan-akan ingin menghalang-halangi budi baik kami. Memang, kami hanya pejuang yang tidak memiliki apa-apa. Bahkan, kami disebut pengemis di Pemkab Minsel,’’ sebutnya. (and)