Bitung – Kesadaran warga Kota Bitung untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu dianggap masih kurang. Ini dibuktikan dengan partisipasi pemilih dalam Pemilu legislatif tanggal 9 April lalu mengalami peningkatan jika dibandingkan Pemilu tahun 2009.
Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bitung, Jeffry Sondakh salah satu penyebab naiknya angka pemilih yang tak menggunakan hak pilih adalah pemilih sudah tidak mau datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena ada beberapa hal. Seperti alasan kerja, jenuh bahkan ada yang terlambat karena tak mengetahui batas waktu pencoblosan seperti Pemilu tahun 2009 yang lalu yakni pukul 15.00 Wita.
“Kendati tanggal 9 April itu semua karyawan diliburkan namun ada pemilih yang justru sibuk di rumah melakukan aktivitas atau memilih jalan-jalan bersama keluarga,” kata Sondakh, Rabu (23/4/2014).
Alasan jenuh kata Sondakh, karena sejumlah pemilih mulai bosan dan tidak tertarik dengan situasi politik yang ada sekarang ini yang semakin rumit. “Setiap hari masyarakat disugukan dengan berita-berita politik yang kian membingungkan, hingga semua yang terjadi selalu dikait-kaitkan dengan masalah politik. Termasuk masalah hukum dan masalah lainnya,” katannya.
Sementara itu, Stevanus Tumembouw, Ketua Bapilu Partai Hanura mengatakan, tingkat kesadaran warga untuk menggunakan hak pilihnya memang masih kurang. Itu dibuktikan dengan hasil perolehan suara Parpol pada Pemilu legislatif yang angkanya terlampau sangat jauh dibandingkan dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada saat ini.
“Ini mengkhawatirkan. Kami sementara menelusuri apakah benar data DPT atau tidak, persoalannya jika data DPT yang sebenarnya dibawah dari DPT saat ini bisa saja jumlah DPT ini dipaksakan agar kursi yang tersedia di DPR menjadi 30 dari 24 kursi saat ini,” kata Tumembouw.(abinenobm)